Telegram Web Link
Hamra’ul Asad adalah kisah keberanian dan ketangguhan Rosulullah dan para sahabat mulia. Hamra’ul Asad menjadi saksi sebuah ketaatan tiada bandingnya, saksi atas cinta yang tiada pernah padam di berbagai keadaan. Rasa sakit, keletihan, kepayahan, duka cita yang tak hanya di rasa oleh fisik tapi juga membebani mental tak membuat mereka abai ketika panggilan jihad dikumandangkan. Sungguh gambaran akan ketaatan yang membuat diri semakin kerdil jika dibandingkan dengan mereka.

Saat ini, kala jiwa dipenuhi kecintaan pada materi, kala sakit fisik dan keletihan sedikit dijadikan alasan tertahannya banyak kebaikan dan terhentinya panggilan dakwah, kisah mereka dalam mengijabahi panggilan ribath membuat malu.

Hamra’ul Asad mengajarkan kepada kita sebuah ketaatan pada Allah dan RosulNya yang tak memerlukan alasan apapun. Mengajarkan kepada kita bahwa tawakkal adalah menyerahkan hasil pada Allah setelah ketaatan dijalankan. Hamra’ul Asad contoh ketaatan tiada cela.
Wallahua’lam.


https://m.hidayatullah.com/kajian/oase-iman/read/2016/02/06/88874/hamraul-asad-dan-ketaatan-sahabat.html

Diambil dari:
http://www.tg-me.com/sahabatmuhajirun
http://inst.com/sahabatmuhajirun

https://www.tg-me.com/kisah
🍀🍀🍀🍀🍀

Assalamualaikum para pembaca setia Kisah-Kisah Hikmah...

Mari kita saling berbagi manfaat! Kirimkan kisah-kisah hikmah lainnya ke bot Kisah-Kisah Hikmah: @kisahhikmah_bot 🌴.

Kisah terpilih akan dipost ulang di channel ini.

Catatan:
🔸Harap cantumkan sumber.
🔸Diutamakan kisah dari siroh dan tarikh.
🔸Juga menerima kritik, saran, dan koreksi.

Barokallah fiikum

www.tg-me.com/kisah
Forwarded from Sahabat Muhajirun
"KISAH SANG TELADAN"

>>Sufyan bin 'Uyainah rahimahullah bercerita، "Khalifah Hisyam bin Abdul Malik pernah masuk ke dalam Ka'bah. Di dalamnya, beliau bertemu Salim bin Abdullah bin Umar.

Khalifah berkata,

يا سالم، سلني حاجة

Wahai Salim, mintalah sesuatu kepadaku.

Salim menjawab,

إني لأستحيي من الله أن أسأل في بيت الله غير الله

Aku malu kepada Allah jika aku meminta kepada selain-Nya, padahal aku sedang berada di rumah-Nya.

Ketika Salim keluar, sang khalifah mengikutinya, kemudian berkata,

ألآن قد خرجت فسلني حاجة

Sekarang engkau telah keluar, maka mintalah sesuatu kepadaku!

Salim menjawab,

حوائج الدنيا أم من حوائج الآخرة؟

Kebutuhan dunia atau kebutuhan akhirat?

Sang khalifah menjawab,

بل من حوائج الدنيا

Kebutuhan dunia.

Salim menimpali,

ما سألت من يملكها، فكيف أسأل من لا يملكها

Aku sendiri tidak meminta dunia kepada pemiliknya (Allah), bagamana mungkin aku memintanya kepada orang yang bukan pemiliknya?

( Sifatus shafwah, hlm. 323)

https://www.tg-me.com/sahabatmuhajirun/519
Tidak Rugi Orang Yang Meminta dan Berharap Kepada Allah

Ishaq bin Abbad suatu ketika tidur dan bermimpi seseorang berkata kepadanya: "Tolonglah orang yang sedang berduka itu!". Beliau bangun lalu bertanya ke orang-orang di sekitarnya, "Adakah tetangga kita yang butuh bantuan?" Mereka bilang, "Kami tidak tahu". Beliau kembali tidur lalu bermimpi bertemu orang yang sama untuk kedua dan ketiga kalinya, orang tersebut berkata, "Apakah kamu masih tidur sedangkan kamu belum menolong orang yang berduka itu?".

Beliau bangun dan membawa uang 300 dirham kemudian mengendarai bighalnya menuju masjid. Ketika beliau sampai, beliau melihat di mesjid hanya ada seorang laki-laki yang sedang salat. Ketika laki-laki itu merasa ada orang yang melihatnya, Ia pergi lalu Ishaq pun mendekatinya lalu berkata:

"Wahai hamba Allah, di waktu dan tempat seperti ini? Apa yang membuatmu keluar dari rumahmu?"

Lelaki itu menjawab, "Aku punya modal 100 Dirham, kemudian itu semua habis sampai aku punya hutang 200 Dirham".

Kemudian Ishaq mengeluarkan 300 Dirham yang tadi dibawanya dan berkata, "Ini 300 Dirham, ambillah!".

Lelaki itu mengambil uang tersebut lalu Ishaq bertanya,"Apakah kamu mengenalku?"

Lelaki itu berkata, "Tidak".

"Aku Ishaq bin Abbad, kalau kamu butuh sesuatu, datanglah ke rumahku di tempat a."

Lelaki itu berkata,"Semoga Allah merahmatimu, kalau kami butuh sesuatu, kami mengadu kepada Dzat yang mengeluarkanmu di waktu seperti ini dan mendatangkanmu kepada kami".

📔 Majmu Rasail Ibnu Rajab

www.tg-me.com/kisah 🔸🔷🔶🔹
Sepanjang sejarah, terbukti bahwa perintah Nabi itu memang sangat ampuh untuk membasmi virus dan memotong penyebarannya.

#Yuk_Kembali_Pelajari_Sejarah_Kita

⬇️
Forwarded from Nasehat Ulama
#Di_Tengah_Wabah

Dunia selamat ketika menjalankan perintah Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk karantina kesehatan. Kalau saja mereka menjalankan semua perintah dan mematuhi semua syariatnya!

✒️ Syekh Adil Al-Bahri hafidzahullah taala

www.tg-me.com/nasehat2ulama 🔸🔷🔶🔹
Kisah Nabi Ayyub 'Alaihissalam ⬇️
Semoga Allah selalu membimbing kita untuk menapaki jejak Rasulullah, Sahabat, dan orang-orang yang mengikuti mereka, ya... Aamiin.

www.tg-me.com/kisah
Muslim Yang Hakiki Adalah Orang Yang Kaum Muslimin Selamat Dari Kejahatan Lisan Dan Tangannya (hadis sahih)

Sufyan bin Husain rahimahullah berkata: “Aku menyebut keburukan seseorang di depan Iyas bin Muawiyah.
Dia menatap wajahku dan bertanya “Apakah kamu sudah berperang melawan Romawi?”
“Belum”
“Lalu Turk, Sind, dan Hind?”
“Belum”
“Apakah Romawi, Sind, Turk, dan Hind selamat darimu lalu saudara muslimmu tidak selamat!?”

Karenanya, aku tidak pernah lagi mengulang perbuatan tersebut”

📔 Al-Bidayah wa An-Nihayah, Ibnu Katsir rahimahullah

«قَالَ سُفيَانُ بنُ حُسَينٍ -رَحِمَهُ اللهُ-:

ذَكرتُ رَجلًا بسُوءٍ عِندَ إيَّاس بنِ مُعاوِيَةَ، فَنظرَ في وَجهِي، وقَالَ: أغزوتَ الرُّوم؟
قلتُ: لَا.
قالَ: فالسِّندَ والهِندَ والتُّرك؟
قلتُ: لَا.
قالَ: أفسَلِم مِنكَ الرُّومُ والسِّندُ والهِندُ والتُّرك، ولَم يَسلَم مِنكَ أخُوكَ المُسلِم؟!
قالَ: فلَم أعُد بعدَهَا».

ابنُ كثِيرٍ -رَحِمَهُ اللهُ-.
[ البِدَايَةُ والنِّهايَة || ١٣ / ١٢١ ]

www.tg-me.com/kisah
Fitnah Wanita, Fitnah Yang Paling Berbahaya.

Semoga Allah menyelamatkan kita dari fitnah wanita,
sebahagian ulama salaf bahkan sangat mengkhawatirkan dirinya walaupun hanya terhadap wanita tua dan hitam.

Suatu hari, seorang tabiin bernama Sulaiman bin Yasar rahimahullah keluar dari Madinah untuk melakukan safar bersama temannya. Setibanya mereka di kota Abwaa, temannya berdiri berjalan menuju sebuah pasar untuk membeli (bekal) makanan bagi mereka, dan Sulaiman pun duduk menunggu di tenda.

Sulaiman bin Yasar adalah seorang pria yang tampan dan gagah, termasuk pria yang berwajah sangat tampan, dan paling menjaga diri dari keharaman Allah!!

Dalam penantiannya, ternyata ada seorang wanita dusun dari penduduk gunung memandangnya dari tenda (miliknya). Ketika wanita itu melihat ketampanan Sulaiman dan kegagahannya, turunlah dia dari atas bukit menemui Sulaiman, dengan memakai cadar dan sarung tangan, kemudian datang dan berdiri di hadapan Sulaiman.

Kemudian dia membuka wajahnya yang laksana rembulan di malam purnama seraya berkata: ”Apakah engkau mau memberiku (sesuatu)?”.
Seketika Sulaiman menundukkan pandangannya dari wanita tersebut! Sulaiman mengira bahwa dia adalah wanita miskin yang membutuhkan makanan, maka Sulaiman pun berdiri untuk memberikannya sebagian makanan (sisa perjalanan yang ada padanya).

Wanita itu pun berkata: “Aku tidak menginginkan makanan ini, tetapi yang aku inginkan ialah apa yang dilakukan oleh seorang pria terhadap istrinya!!
Maka seketika berubahlah wajah Sulaiman dan menjadi legam dan dia pun berteriak sembari mengatakan: “Sungguh Iblis yang telah mengutusmu kepadaku!!”

Sulaiman menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, seraya membenamkan kepala diantara kedua lututnya. Terlarutlah Sulaiman dalam jerit dan isak tangis!!

Melihat demikian, wanita itu pun beranjak menutup kembali wajahnya dan berpaling kembali menuju tendanya.

Selang beberapa saat, datanglah temannya yang telah membeli (bekal) makanan bagi mereka. Tatkala melihat Sulaiman kedua matanya lembab karena tangisannya yang kuat dan terengah-engah suaranya, dia bertanya:

“Apa yang menyebabkanmu menangis?!!”

Sulaiman menjawab: “Aku baik-baik saja!! Aku teringat anak perempuan dan anak lelakiku!!”
”Ah tidak mungkin…!! Pasti engkau mengalami sebuah kejadian!! Karena engkau meninggalkan anak-anakmu baru tiga hari atau lebih.

Temannya itu terus mendesak hingga Sulaiman pun memberitahukannya akan kisah seorang wanita cantik yang merayunya!!

Mendengar kisah Sulaiman, teman tersebut malah terisak-isak tangis yang menjadi-jadi.

Sulaiman pun bertanya (keheranan) kepadanya:
”Dan engkau sendiri, apa yang menyebabkan engkau menangis?”
Temannya menjawab: “Aku lebih berhak menangis daripada engkau!”
“Kenapa?!”
“Karena sungguh aku khawatir jika seandainya aku yang berada pada posisimu maka belum tentu aku bisa bersabar dari wanita tersebut!!”
Keduanya pun akhirnya menangis!!

Singkat cerita, sesampainya Sulaiman di Kota Mekkah, setelah melakukan thawaf dan sa’i, beliau pun mendatangi Hijr dengan berselimut kain, kemudian beliau pun mengantuk dan tertidur sejenak. Tiba-tiba datanglah seorang pria yang tampan dalam mimpinya, laki-laki tersebut gagah dan tinggi, memiliki bentuk fisik yang indah dan beraroma wangi. Sulaiman bertanya kepadanya: ”Siapa engkau -semoga Allah merahmatimu-?
Orang itu menjawab: ”Saya adalah Yusuf bin Ya’qub.”
Sulaiman berkata: ”Oh, engkau Yusuf Nabi yang jujur?, sungguh kisah engkau bersama wanita pembesar kerajaan sangat mengagumkan.”

Yusuf ‘alaihis salam berkata: “Bahkan kisahmu dengan wanita Abwaa tersebut lebih mengagumkan!”

📔 Hilyah Al-Awliyaa’, Abu Nu’aim rahimahullah (2/191).

www.tg-me.com/kisah
Anjing Saja Marah Ketika Nabi Muhammad ﷺ Dihina, Kita Lebih Pantas Untuk Marah!

Disebutkan dari Jamaluddin Ibrahim bin Muhammad ath Thibi, bahwa ada seorang penguasa Mongol yang murtad menjadi Nasrani. Suatu hari, sejumlah para pembesar Nasrani dan Mongol berkumpul. Mulailah salah satu dari mereka menghina Nabi  ﷺ. Di ruangan itu terdapat anjing pemburu yang terikat.

Tatkala orang tersebut terus-menerus menghina Nabi  ﷺ, , tiba tiba anjing tersebut  melompat menerkamnya dan berhasil mencakar cakar wajahnya, sebelum akhirnya orang-orang yang hadir bisa menyelamatkannya dari cakaran si anjing.

Salah seorang hadirin berkata: “Ini karena hinaanmu terhadap Muhammad  ﷺ”.

Ia berkata: “Bukan. Namun anjing itu terlalu peka . Dia melihat aku berisyarat dengan tanganku ke arahnya, lantas dia mengira bahwa aku akan memukulnya”

Kemudian dia kembali menghina Nabi  ﷺ. Bahkan berpanjang kata menghina. Tiba tiba anjing tersebut kembali meloncat sampai ikatannya putus lalu menerkam dan menggigit kerongkongan pendeta tersebut hingga menariknya sampai putus. Matilah orang itu seketika. Kejadian ini menjadi sebab ada kurang lebih 40 ribu orang Mongol masuk Islam.

📔 Durarul Kaminah 4/152-153, Ibnu Hajar al Asqalani rahimahullah

www.tg-me.com/kisah
Kisah-Kisah Hikmah
Kisah Seorang Syahid.pdf
Nomor Pustaka Kisah: 001

📓 Judul : Kisah Seorang Syahid. Kepang Rambut, Ketabahan Ibunda, dan Syahidnya Seorang Pemuda

🖊 Oleh : Abu Qudamah -Rahimahullah-

📑 Jumlah Halaman : 12

https://www.tg-me.com/kisah
#Membela_Nabi

Bagaimana Para Sahabat Mati-Matian Membela Nabi ﷺ Pada Saat Perang Uhud?

Di tengah peperangan melawan orang musyrik, ketika para sahabat mendengar panggilan Nabi ﷺ “Berkumpullah di sekitarku wahai hamba-hamba Allah 2x” mereka yang mendengar langsung menyambut seruan tersebut walaupun tubuh mereka sudah penuh dengan luka. Berkumpullah ketika itu 14 orang sahabat. 7 dari muhajirin dan 7 dari Anshar, di antaranya:

Abu Dujanah radhiallahu’anhu

Abu Dujanah maju dan menjadikan tubuhnya sebagai tameng bagi Rasulullah ﷺ. Anak panah menancap di punggungnya sedangkan tubuhnya miring menghadap Nabi ﷺ sampai punggungnya penuh dengan anak panah dan beliau tidak sama sekali bergerak dan tidak peduli dengan apapun yang menimpanya di jalan Allah.

📔 Al-Lu’lu’ Al-Maknun

www.tg-me.com/kisah
#Membela_Nabi

Bagaimana Para Sahabat Mati-Matian Membela Nabi ﷺ Pada Saat Perang Uhud? (2)

Di antara mereka yang mati-matian membela Nabi adalah:

Abu Thalhah Al-Anshari
radhiallahu’anhu

Ketika perang Uhud, kaum muslimin lari meninggalkan Rosululloh ﷺ sedangkan Abu Tholhah berada di hadapan Nabi ﷺ., melindunginya dengan perisai.”

Anas mengatakan: “Abu Tholhah adalah seorang pemanah yang handal, ia sangat cepat dalam mencabut anak panah. Pada hari itu ia mematahkan dua atau tiga buah busur (saking banyaknya dia memanah-pent.)”

Anas mengatakan: “Ada seseorang yang lewat dengan membawa kantong anak panah, ia mengatakan; ‘Berikan kepada Abu Tholhah!’.

Anas mengatakan: “Ketika Nabi ﷺ melongokkan kepalanya mau melihat kepada pasukan, Abu Tholhah mengatakan: ‘Wahai Nabi Allah, demi bapak dan ibuku, janganlah engkau melongok agar engkau tidak terkena panah musuh,biarkan saya yang terkena asal engkau selamat.’.”

Abu Thalhah memanah di depan Nabi sambil berkata: “Wajahku sebagai pelindung wajahmu dan jiwaku sebagai penebus jiwamu”.

📔 Al-Lu’lu’ Al-Maknun

www.tg-me.com/kisah
Tidak Ada Ilmu Yang Ringan

#Adab

Imam Malik suatu hari ditanya tentang sebuah permasalahan. Lalu Beliau berkata: “Aku tidak tahu.”
Kemudian dikatakan, “Ini permasalahan ringan dan mudah (wahai Imam)”.
Imam Malik marah dan berkata, “Tidak ada ilmu yang ringan! Apakah kamu tidak mendengar Allah berfirman: “Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat” (QS Al-Muzammil: 5)? Maka ilmu itu semuanya berat, apalagi ilmu yang akan ditanya nanti di hari kiamat.

📔Adabul Mufti, Ibnu Sholah rahimahullah

Berapa banyak orang sekarang yang sangat mudah berbicara tentang agama tanpa ilmu?

www.tg-me.com/kisah
Forwarded from Nasehat Ulama
Barangsiapa Yang Memudahkan Urusan Saudaranya Maka Akan Allah Mudahkan Urusannya Di Dunia Dan Akhirat

Kisah Seorang Pedagang

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi ﷺ bersabda:
“Ada seorang pedagang yang memberikan pinjaman kepada manusia. Jika ia melihat ada yang kesulitan, ia berkata kepada pelayannya: bebaskanlah ia (dari hutangnya), semoga Allah membebaskan kita (dari dosa-dosa dan adzab), maka Allahpun membebaskannya”. (HR.Bukhari)

www.tg-me.com/nasehat2ulama
Kisah Tiga Ekor Banteng

Untuk jadi bahan perenungan bersama tentang makna persatuan dalam berjuang.....

AKU SEBENARNYA TELAH DIMAKAN, KETIKA BANTENG PUTIH ITU DIMAKAN

Oleh : KH Hafidz Abdurrahman, MA

Ini adalah tamsil yang menarik.
Tamsil ini dalam bahasa Arab, berbunyi:

أكلت يوم أكل الثور اﻷبيض

"Aku sebenarnya telah dimakan [singa itu], ketika banteng putih itu dimakan."

Alkisah, ada tiga banteng; putih, merah dan hitam. Ketiga banteng ini berhadapan dengan seekor singa yang hendak memangsanya. Namun, karena ketiganya bersatu padu, singa itu pun tak bisa memangsa mereka, baik yang putih, merah maupun hitam.

Singa pun tak kehilangan cara. Untuk memangsa ketiganya tidak bisa sekaligus, harus satu-satu. Caranya, dia harus pisahkan ketiganya, dengan bujuk rayu dan muslihat. Singa mulai menjadikan banteng putih sebagai target mangsa. Maka, ia datang kepada kedua banteng yang lain, merah dan hitam. Dia katakan kepada mereka, "Saya akan makan banteng putih, jadi kalau kalian tidak ingin aku mangsa, lebih baik kalian diam saja, tidak perlu membantunya. Kalian akan aku biarkan, dan aman." Kata singa. Kedua banteng itu pun setuju. Mereka diam saja, saat banteng putih dimangsa singa, tak ada kepedulian sedikit pun, karena yang dimangsa bukan mereka.

Singa itu memangsa banteng putih dengan lahap, tanpa kesulitan berarti, sementara kedua banteng yang lainnya menyaksikan temannya dimangsa, tanpa sedikit pun empati. Mereka salah, dianggap singa itu tak akan memangsa mereka. Maka, setelah hari berganti, giliran mereka yang dimangsa. Tetapi, jika sekaligus, maka singa itu pun tak akan bisa menundukkan mereka. Caranya, sebagaimana cara yang dilakukan singa itu memangsa banteng putih.

Singa datang kepada banteng hitam, "Saya akan mangsa benteng merah, kamu diam saja, tidak perlu membantunya. Kamu tidak akan aku mangsa, tenang saja, dan diam. Kamu aman." Singa itu pun memangsa banteng merah itu dengan lahapnya, tanpa perlawanan berarti, di depan mata banteng hitam. Banteng hitam itu pun hanya melihat dan menyaksikan temannya, banteng merah dimangsa singa, tanpa empati. Seolah itu tidak akan menimpa dirinya. Tapi, dia salah.

Setelah hari berganti, banteng hitam itu tinggal sendiri. Saat tinggal sendiri, singa itu pun memangsanya dengan mudah, sebagaimana kedua temannya yang telah dimangsa singa itu terlebih dahulu. Saat banteng hitam itu menjelang ajalnya, dia mengatakan, "Aku sesungguhnya telah dimakan [singa itu], ketika banteng putih itu dimakan." Artinya, ketika mereka membiarkan seekor banteng putih dimangsa singa, dan tidak dilawan, akhirnya kekuatan banteng-banteng tadi berkurang, karena tinggal dua ekor, hingga seekor, saat itulah singa dengan mudah melakukan aksinya.

Begitulah, tamsil yang indah, menggambarkan betapa persatuan umat Islam itu penting. Tak hanya penting, tetapi juga wajib.
Cara kaum Kafir untuk menghancurkan kekuatan Islam adalah dengan mengadudomba kaum Muslim. Diciptakanlah, "Islam Radikal" vs "Islam Moderat", "Islam Arab" vs "Islam Nusantara". Semuanya ini tujuannya satu, menghancurkan kekuatan umat Islam, dan memangsa kaum Muslim.

Sadarkah kita?,
ada orang Islam, organisasi Islam, bangga karena tidak dicap kaum Kafir sebagai "Islam Radikal", dan senang dengan cap, "Islam Moderat", padahal mereka akan dimakan juga, kelak setelah "Islam Radikal" dijadikan mangsa.
Sebab, musuh kaum Kafir, seperti kata Samuel Huntington, bukanlah "Islam Radikal," atau "Islam Fundamentalis", tetapi Islam itu sendiri. Dikotomi itu hanya cara yang dilakukan "singa" Kafir untuk memangsa kaum Muslim, dan menghancurkan Islam.

Maka, ketika musuh Islam melakukan permusuhan bahkan pembubaran terhadap kelompok atau ormas Islam, sekarang diikuti dengan perang terhadap Perda Syariah, targetnya bukan hanya kelompok atau organisasi itu, tetapi menghancurkan Islam dan umatnya.

Waspadalah!


#copas #hikmah
2024/05/20 11:48:05
Back to Top
HTML Embed Code: