ㅤ「 @NIFTYORGANIZER's Presents 」
Memory was his greatest gift and we're so happy that you trusting us in running your event. Because of our hard work and perseverance, we present to you the honest #SCRUTINY that customer provided us about the service.
Memory was his greatest gift and we're so happy that you trusting us in running your event. Because of our hard work and perseverance, we present to you the honest #SCRUTINY that customer provided us about the service.
HARRIS E. DARESTHA
Halo halo halo, selamat malam sobat nifty, kembali lagi pada malam penuh cinta dari saya Harris untuk kalian di rumah.
Konten kali ini akan membahas tentang berbagai info dan cerita yg menarik, jadi sebelum ke pembahasan konten. Jangan lupa apa guys? yep, jangan lupa makan, minum, cari posisi yg nyaman untuk menyimak konten yg penuh cinta ini.
Be Love, Be Yours, Be Mine
📢 ANNOUNCEMENT ON AIR #SMUG
Halo halo halo, selamat malam sobat nifty, kembali lagi pada malam penuh cinta dari saya Harris untuk kalian di rumah.
Konten kali ini akan membahas tentang berbagai info dan cerita yg menarik, jadi sebelum ke pembahasan konten. Jangan lupa apa guys? yep, jangan lupa makan, minum, cari posisi yg nyaman untuk menyimak konten yg penuh cinta ini.
Be Love, Be Yours, Be Mine
Rumah Gubernur di Kota Lama
Pada masa kolonial Belanda, di sebuah kota pelabuhan di Jawa, berdiri sebuah bangunan megah bergaya arsitektur Eropa: rumah gubernur. Bangunan itu menjadi simbol kekuasaan, tetapi juga menyimpan cerita kelam yang tak pernah dituliskan dalam arsip resmi.
Konon, pada abad ke-18, rumah tersebut dipakai sebagai tempat interogasi rahasia terhadap pribumi yang dituduh memberontak. Mereka dibawa ke ruang bawah tanah, disiksa, lalu banyak yang tidak pernah kembali. Gubernur Belanda saat itu terkenal kejam, wajahnya dingin, dan tak pernah sedikit pun menunjukkan rasa bersalah.
Pada masa kolonial Belanda, di sebuah kota pelabuhan di Jawa, berdiri sebuah bangunan megah bergaya arsitektur Eropa: rumah gubernur. Bangunan itu menjadi simbol kekuasaan, tetapi juga menyimpan cerita kelam yang tak pernah dituliskan dalam arsip resmi.
Konon, pada abad ke-18, rumah tersebut dipakai sebagai tempat interogasi rahasia terhadap pribumi yang dituduh memberontak. Mereka dibawa ke ruang bawah tanah, disiksa, lalu banyak yang tidak pernah kembali. Gubernur Belanda saat itu terkenal kejam, wajahnya dingin, dan tak pernah sedikit pun menunjukkan rasa bersalah.
Setelah kematian sang gubernur, rumah itu tidak pernah benar-benar tenang. Para serdadu Belanda yang tinggal di sana sering mengeluh mendengar suara rantai yang diseret di lorong, jeritan lirih dalam bahasa Jawa, dan bau anyir darah meski semua lantai telah digosok berkali-kali.
Beberapa pengawal bahkan bersumpah pernah melihat sosok bayangan seorang pria pribumi dengan tangan terikat, berdiri di pojok ruangan, menatap tajam dengan mata penuh dendam. Ketika didekati, sosok itu lenyap, menyisakan dingin yang menusuk tulang.
Beberapa pengawal bahkan bersumpah pernah melihat sosok bayangan seorang pria pribumi dengan tangan terikat, berdiri di pojok ruangan, menatap tajam dengan mata penuh dendam. Ketika didekati, sosok itu lenyap, menyisakan dingin yang menusuk tulang.
Ketika Belanda angkat kaki dari Nusantara, rumah gubernur itu sempat kosong lama. Namun pada tahun 1970-an, pemerintah setempat mencoba menjadikannya museum sejarah kolonial. Saat itulah kejadian aneh semakin sering terjadi.
Pemandu museum mendengar suara sepatu bot menghentak lantai kayu di malam hari, padahal gedung sudah terkunci.
Pemandu museum mendengar suara sepatu bot menghentak lantai kayu di malam hari, padahal gedung sudah terkunci.
Seorang turis Belanda pingsan setelah mengaku melihat seorang pria berseragam kolonial berdiri di samping patung perunggu. Ia berkata lirih: "Itu… komandan kami… tapi dia sudah mati sejak dua abad lalu."
Di ruang bawah tanah, kaca-kaca sering berembun dari dalam, dan beberapa pengunjung mendapati tulisan samar: "Kami tidak pernah bebas…"
Di ruang bawah tanah, kaca-kaca sering berembun dari dalam, dan beberapa pengunjung mendapati tulisan samar: "Kami tidak pernah bebas…"
Orang-orang percaya rumah itu bukan hanya berhantu, melainkan terkutuk. Para penjajah yang pernah menumpahkan darah di sana, arwah mereka terjebak, tidak bisa pergi. Dan para tawanan yang meninggal, roh mereka juga enggan lepas, seakan ingin terus menagih balas.
Kini, meski museum itu masih berdiri, banyak penjaga malam menolak bertugas sendirian. Beberapa hanya mau berjaga berdua sambil membaca doa, takut jika tiba-tiba mendengar bahasa asing berbisik di telinga:
"Geef mij je ziel…"
Dan hingga sekarang, siapa pun yang masuk ruang bawah tanah akan merasakan hawa berat, seperti ditarik ke masa lalu ke abad penuh darah, ketika Belanda berkuasa dengan besi dan api.
Kini, meski museum itu masih berdiri, banyak penjaga malam menolak bertugas sendirian. Beberapa hanya mau berjaga berdua sambil membaca doa, takut jika tiba-tiba mendengar bahasa asing berbisik di telinga:
"Geef mij je ziel…"
Dan hingga sekarang, siapa pun yang masuk ruang bawah tanah akan merasakan hawa berat, seperti ditarik ke masa lalu ke abad penuh darah, ketika Belanda berkuasa dengan besi dan api.
HARRIS E. DARESTHA
Nahh sekian konten dari saya, semoga kalian cukup terhibur dengan cerita konten yang saya bawakan malam hari ini.
Sebagai penutup hari kalian, saya Harris pamit undur diri, apabila ada salah kata mohon dimaafkan karena manusia tak luput dari kesalahan. Sampai jumpa di konten nifty minggu depan!! 🤍🤍
Be Love, Be Yours, Be Mine
📢 ANNOUNCEMENT OFF AIR #SMUG
Nahh sekian konten dari saya, semoga kalian cukup terhibur dengan cerita konten yang saya bawakan malam hari ini.
Sebagai penutup hari kalian, saya Harris pamit undur diri, apabila ada salah kata mohon dimaafkan karena manusia tak luput dari kesalahan. Sampai jumpa di konten nifty minggu depan!! 🤍🤍
Be Love, Be Yours, Be Mine