Telegram Web Link
Hai, selamat malam. How's ur day? Semoga baik ya. Meet me again, Èlsh Aein yang pada malam hari ini saya bersama rekan-rekan saya akan membawakan konten yang pastinya menarik dan bermanfaat dengan judul konten ialah "Konferensi Meja Bundar." Wah! Udah ga kebayang ga sih kontennya bakal seseru apa? Penasaran? Yuk disimak. Enjoy!
/Mendengarkan dengan seksama perkenalan yang di lakukan oleh para rekan saya ; tersenyum dengan menatap mereka satu persatu ; membenarkan sedikit posisi duduk ; mendekatkan bibir ke mic ; menatap ke arah penonton bajinas dengan senyuman/

Chemima Eloise Speaking Here . . .

Wah wah, terimakasih banyak kepada rekan rekan saya sekalian atas perkenalannya yang cukup keren dan menakjubkan.

Fyi, untuk konten malam ini kita ada spesial quiz berhadiah, jadi mari simak konten dengan baik agar kalian bisa menjawab soal quiz nanti dengan benar.

/Tersenyum sembari menatap kembali kertas yang ada di depan meja saya ; berdeham kecil untuk menstabilkan suara ; kembali menatap ke arah kamera ; membacakan susunan acara pada malam ini

Baiklah, selanjutnya sebelum saya melanjutkan ke sections berikutnya, saya akan menyampaikan susunan acara pada malam ini.

O1. Perkenalan Team Konten Live Podcast
O2. Intermezo
O3. Latar Belakang Konferensi Meja Bundar
O4. Tujuan Konferensi Meja Bundar
O5. Pelaksanaan Konferensi Meja Bundar
O6. Hasil Konferensi Meja Bundar
O7. Quiz
O8. Kesimpulan
O9. Penutup


Adanya struktur acara yang saya berikan agar mempermudah pemahaman para Bajinaviewers terhadap topik utama malam ini.

Selanjutnya izinkan saya Mima dan rekan-rekan saya; Kanindya, Daisha, Sagrav, dan Èlsh untuk melanjutkan konten malam ini. Semoga dapat menambah wawasan dan menjadi hiburan yang bermanfaat untuk malam ini.

Selanjutnya, dipersilakan kepada rekan saya, Kanindya Aishaka untuk membaca materi pertama.

/Menatap ke arah partner saya Kanindya Aishaka, untuk mempersilahkan ia memulai membacakan materi pertama ; kembali kepada posisi semula dan mendengarkan materi partner saya dengan baik/
/Merapihkan kertas materi yang saya bawa ; membuka lembaran kertas materi ; tersenyum hangat ke arah rekan sebelumnya ; menghela nafas dengan perlahan ; kembali menatap kamera dengan tersenyum tipis/

Kanindya Aishaka speaking here . . .

       Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah sebuah konferensi diplomatik yang diadakan di Den Haag, Belanda pada tanggal 23 Agustus hingga 2 November 1949. Konferensi ini diadakan sebagai upaya untuk menyelesaikan perselisihan antara Indonesia dan Belanda yang telah berlangsung selama beberapa tahun. KMB dihadiri oleh delegasi dari Indonesia dan Belanda, serta mediator dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Konferensi ini merupakan salah satu momen penting dalam sejarah Indonesia, karena berhasil menyelesaikan perselisihan antara Indonesia dan Belanda yang telah berlangsung selama beberapa tahun. Konferensi ini juga menandai pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda, yang merupakan tonggak penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Konferensi ini dihadiri oleh delegasi dari Indonesia, Belanda, dan Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO) sebagai perwakilan berbagai negara yang dibentuk oleh Belanda di Kepulauan Indonesia. KMB diadakan sebagai upaya untuk menyelesaikan perselisihan antara Indonesia dan Belanda yang telah berlangsung selama beberapa tahun.

        Sebelum perundingan tersebut, Indonesia dan Belanda sudah beberapa kali mengupayakan kemerdekaan melalui diplomasi. Hal ini diwujudkan melalui Perjanjian Linggarjati pada 1946, Perjanjian Renville pada 1948, dan Perjanjian Roem-Royen pada 1949. Walau Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Belanda masih berupaya menguasai Indonesia. Sebelum KMB, tiga pertemuan tingkat tinggi antara Belanda dan Indonesia telah dilaksanakan sebagai upaya penyelesaian masalah.
Ada pun pertemuan itu adalah :

1. Perjanjian Linggarjati pada 1947
O2. Perjanjian Renville pada 1948
O3. Perjanjian Roem-Royen pada 1949.

 
      Pada 18 Desember 1948, Belanda melakukan Agresi Militer II terhadap Indonesia, dan melanggar Perjanjian Renville yang telah disepakati bersama. Sebelumnya, Belanda juga melancarkan Agresi Militer I sebagai bentuk pelanggaran Perjanjian Linggarjati. Agresi Militer II Belanda mendapat kecaman dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan dunia internasional. Terlebih lagi, Belanda menangkap sejumlah pimpinan Indonesia, termasuk Soekarno, Moh. Hatta, Haji Agus Salim, dan beberapa menteri kabinet yang tengah bertugas di ibu kota sementara, Yogyakarta.

       Pada 28 Januari 1949, Dewan Keamanan PBB menegur Belanda, dan menuntut pengembalian seluruh petinggi RI beserta pemulihan pemerintahannya. Kemudian pada 4 April 1949, digelarlah Perundingan Roem-Royen antara Belanda dan Indonesia. Perundingan ini berakhir pada 7 Mei 1949, dan menghasilkan beberapa kesepakatan, antara lain disetujuinya pelaksanaan KMB di Den Haag, kembalinya Pemerintahan Indonesia ke Yogyakarta pada 6 Juli 1949, dan gencatan senjata.

/Menaruh kembali kertas materi di atas meja ; menatap kembali kamera dengan senyuman/

Materi selanjutnya akan disampaikan oleh rekan saya, Daisha Pradivta.
/Merapihkan kertas materi yang saya bawa ; membuka lembaran kertas materi ; tersenyum hangat ke arah rekan sebelumnya ; menghela nafas dengan perlahan ; kembali menatap kamera dengan tersenyum tipis/

Daisha Pradivta Speaking Here . . .

Tujuan adanya Konferensi Meja Bundar

      Konferensi ini bertujuan untuk menyelesaikan konflik antara Indonesia dan Belanda terkait kedaulatan Republik Indonesia.

Isi Konferensi Meja Bundar adalah sebagai berikut:


O1. Republik Indonesia Serikat (RIS) dibentuk sebagai negara serikat yang masih terikat dengan Belanda di bawah kepemimpinan Ratu Belanda.

O2. Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada RIS paling lambat pada akhir tahun 1949.

O3. RIS akan bertanggung jawab atas semua hutang bekas Hindia-Belanda.

O4. Penyelesaian masalah kedudukan Irian Barat akan ditentukan dalam waktu satu tahun setelah penyerahan kedaulatan.

O5. Pasukan Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan bergabung dalam pasukan Angkatan Perang RIS (APRIS) dan secara bertahap akan mengambil alih penjagaan keamanan di seluruh wilayah RIS.

/Menaruh kembali kertas materi di atas meja ; menatap kembali kamera dengan senyuman/

Materi selanjutnya akan disampaikan oleh rekan saya, Jaevorth D'Sagrav H.
/Merapihkan kertas materi yang saya bawa ; membuka lembaran kertas materi ; tersenyum hangat ke arah rekan sebelumnya ; menghela nafas dengan perlahan ; kembali menatap kamera dengan tersenyum tipis/

Jaevorth D'Sagrav Speaking Here . . .

   Pelaksanaan Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan peristiwa penting dalam sejarah Indonesia yang berlangsung dari 23 Agustus hingga 2 November 1949 di Den Haag, Belanda. Konferensi ini bertujuan untuk menyelesaikan konflik antara Indonesia dan Belanda pasca Perang Kemerdekaan Indonesia dan memperjelas status kedaulatan Indonesia.

Berikut adalah tahapan pelaksanaan Konferensi Meja Bundar:
1. Pembukaan Konferensi:

β€’ Waktu dan Tempat: Konferensi dimulai pada 23 Agustus 1949 di Ridderzaal, Den Haag, Belanda.
β€’ Delegasi: Diikuti oleh tiga delegasi utama, yaitu:
    1. Delegasi Indonesia: Dipimpin oleh Mohammad Hatta.
    2. Delegasi Belanda: Dipimpin oleh Willem Drees (Perdana Menteri Belanda).
    3. Delegasi BFO (Bijeenkomst voor Federal Overleg): Dipimpin oleh Sultan Hamid II, mewakili negara-negara bagian yang dibentuk oleh Belanda.
β€’ Peran UNCI: United Nations Commission for Indonesia (UNCI) bertindak sebagai mediator, dipimpin oleh Merle Cochran.

2. Agenda Utama:

β€’ Pengakuan Kedaulatan: Membahas pengakuan kedaulatan penuh Indonesia oleh Belanda.
β€’ Pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS): Mencapai kesepakatan tentang bentuk negara Indonesia yang sementara waktu menjadi negara federal.
β€’ Masalah Irian Barat: Status Irian Barat ditunda untuk dibahas kemudian, mengingat belum tercapainya kesepakatan pada isu ini.
β€’ Pembagian Utang: Pembahasan mengenai pembagian utang Hindia Belanda yang sebagian akan ditanggung oleh Republik Indonesia Serikat (RIS).

3. Negosiasi dan Pembahasan:

β€’ Sidang Pleno dan Komisi: Diskusi dilakukan melalui sidang pleno yang melibatkan seluruh delegasi, dan sidang komisi yang membahas isu-isu khusus secara lebih mendalam.
β€’ Perundingan Intensif: Negosiasi berlangsung cukup intensif dengan berbagai perdebatan, terutama mengenai isu kedaulatan, pembagian utang, dan status Irian Barat.
β€’ Kompromi: Meskipun terdapat perbedaan pandangan yang tajam, akhirnya kedua pihak mencapai beberapa kompromi penting, terutama pada pengakuan kedaulatan dan pembentukan RIS.

4. Penandatanganan Kesepakatan:

β€’ Kesepakatan Akhir: Pada 2 November 1949, kesepakatan akhir dicapai. Belanda setuju untuk menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan beberapa syarat yang telah disetujui.
β€’ Penandatanganan: Kesepakatan ditandatangani oleh perwakilan Indonesia, Belanda, dan BFO di Ridderzaal, Den Haag.

5. Penyerahan Kedaulatan:

β€’ Tanggal Penyerahan: Kedaulatan Indonesia secara resmi diserahkan pada 27 Desember 1949.
β€’ Lokasi Penyerahan: Penyerahan dilakukan di dua tempat:
     1. Amsterdam: Di Istana Dam, Amsterdam, Ratu Juliana menyerahkan kedaulatan kepada Wakil Republik Indonesia Serikat, Sultan Hamengkubuwono IX.
     2. Jakarta: Di Jakarta, Wakil Tinggi Mahkota A.H.J. Lovink menyerahkan kedaulatan kepada Presiden Soekarno.


6. Dampak Pasca KMB:

β€’ Pembentukan RIS: Indonesia menjadi negara federal sementara waktu sebelum kembali menjadi negara kesatuan pada tahun 1950.
β€’ Hubungan Indonesia-Belanda: Terjadi normalisasi hubungan antara Indonesia dan Belanda, meskipun masalah Irian Barat masih tertunda hingga akhirnya diselesaikan pada tahun 1963.

     Pelaksanaan Konferensi Meja Bundar menandai pengakuan resmi Belanda atas kemerdekaan Indonesia dan mengakhiri konflik kolonial yang berkepanjangan, sekaligus menjadi tonggak penting dalam sejarah perjuangan Indonesia.

/Menaruh kembali kertas materi di atas meja ; menatap kembali kamera dengan senyuman/

Materi selanjutnya akan disampaikan oleh rekan saya, Èlsh Aein.
/Merapihkan kertas materi yang saya bawa ; membuka lembaran kertas materi ; tersenyum hangat ke arah rekan sebelumnya ; menghela nafas dengan perlahan ; kembali menatap kamera dengan tersenyum tipis/

Èlsh Aein Speaking Here . . .

Konferensi Meja Bundar berlangsung di Den Haag pada 23 Agustus hingga 2 November 1949 sebagai bentuk penyelesaian konflik antara Indonesia dan Belanda. Dalam pertemuan itu, delegasi Indonesia dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta dengan Sultan Hamid II memimpin delegasi BFO yang merupakan forum yang dibentuk oleh Belanda. Berikut adalah tokoh-tokoh yang terlibat dalam Konferensi Meja Bundar.
1. Perdana Menteri Belanda Dr. W. Dress.
2. Ketua Delegasi RI Drs. Mohammad Hatta.
3. Wakil Ketua Mr. A.K. Pringgodigdo.
4. Sekretaris I Prof. Mr. Dr. Soepomo.
5. Sekretaris II W.J Latumenten.
6. Ketua Delegasi Belanda Mr. J.H. van Maarseveen.
7. Wakil Ketua I Mr. D.U. Stikker.
8. Wakil Ketua II Dr. J.H van Roijen.
9. Sekretaris Mr. E.E.J. van der Valk
10. Ketua BFO Sultan Hamid II.
11. Wakil Ketua Mr. I.A.A.G Agung.
12. Sekretaris Mr. A.J. Vleer.
13. Menteri Wilayah Seberang Lautan 14. Belanda Mr. J.H van Maarseveen.
15. Ketua Delegasi UNCI Merle H. Cochran,
16. Ketua Mingguan Thomas K. Critchley
17. Seorang anggota bernama Raymond Herremans
19. Sekretaris Jenderal KMB Mr. M.J Prinsen.


Hasil dari Konferensi Meja Bundar menghasilkan beberapa keputusan pada 2 November 1959, antara lain sebagai berikut.
1. Belanda mengakui Indonesia dalam bentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
2. Status Irian Barat akan diselesaikan setahun setelah pengakuan kedaulatan.
3. RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda yang bersifat longgar, berdasarkan kerjasama, sukarela, dan sederajat.
4. RIS akan memberikan izin baru kepada perusahaan-perusahaan Belanda untuk beroperasi di Indonesia.
5. RIS harus membayar semua utang Hindia-Belanda sejak 1942.
6. RIS akan membentuk Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) yang terdiri dari TNI dan mantan tentara KNIL.


/Menaruh kembali kertas materi di atas meja ; menatap kembali kamera dengan senyuman/

Saya lanjutkan ke section berikutnya. Terima kasih atas waktu yang telah diberikan untuk penyampaian materi.
/Merapihkan kertas soal Quiz; mengatur nafas perlahan ; sedikit menundukkan kepala ; melihat soal Quiz ; mendongakkan kepala sembari menatap ke arah kamera ; tersenyum ; membaca soal Quiz/

Baiklah, kita sudah memasuki section berikutnya, yaitu Quiz. Quiz ini terdiri dari 5 soal, setiap satu soal akan di beri waktu 5 menit untuk menjawabnya. Baik member maupun admin, jika ingin mengirim jawaban Quiz silahkan kirim melalui bot @kontenbajinas_bot.

Soal pertama.

O1. Mengapa Konferensi Meja Bundar menjadi momentum yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia?

Note. Batas waktu menjawab 5 menit dari sekarang.
Waktu habis, kita lanjut ke soal berikutnya.

O2. Salah satu usaha bangsa Indonesia agar kemerdekaannya diakui oleh dunia yaitu dengan menghadiri Konferensi Meja Bundar (KMB). Salah satu tokoh yang mewakili Indonesia dalam KMB tersebut adalah

Note. Batas waktu menjawab 5 menit dari sekarang, silahkan kirim jawaban ke @kontenbajinas_bot.
Waktu habis, kita lanjut ke soal berikutnya.

O3. Siapa saja yang terlibat dalam Konferensi Meja Bundar?

Note. Batas waktu menjawab 5 menit dari sekarang, silahkan kirim jawaban ke @kontenbajinas_bot.
Waktu habis, kita lanjut ke soal berikutnya.

O4. Pada tahun 1949, Indonesia dan Belanda masih berada dalam konflik yang belum terselesaikan meskipun Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1945. Dalam upaya mencari solusi damai, kedua belah pihak setuju untuk bertemu di sebuah konferensi yang dikenal sebagai Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda. Dalam konferensi tersebut, delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Mohammad Hatta melakukan negosiasi dengan Belanda. Sebutkan satu hasil penting dari KMB yang mempengaruhi masa depan Indonesia!

Note. Batas waktu menjawab 5 menit dari sekarang, silahkan kirim jawaban ke @kontenbajinas_bot.
2025/07/09 11:05:15
Back to Top
HTML Embed Code: