🌳 Hukum Memberi Gelar “Al-Hajj” (Haji, Hajjah, dan yang semisal, -pent) kepada Orang yang Telah Berhaji

💡 Para ulama Al-Lajnah Ad-Dā’imah ditanya:

🔹Apa hukum memanggil sebagian orang dengan julukan “al-hajj”?

🔸Jawaban:

“Adapun memanggil orang yang telah berhaji dengan sebutan ‘al-hajj’, maka yang lebih utama adalah meninggalkannya. Sebab, pelaksanaan kewajiban-kewajiban syar‘i tidaklah berkonsekuensi dengan pemberian nama dan gelar, akan tetapi (mendapat anugerah) pahala dari Allah Ta’ala bagi orang yang amalnya diterima oleh-Nya.

Seorang muslim seharusnya tidak menjadikan hal-hal seperti ini sebagai sesuatu yang dia menggantungkan dirinya padanya, agar niatnya tetap ikhlas karena mengharap wajah Allah Ta’ala semata.”

📕 [Fatāwā al-Lajnah ad-Dā’imah, jilid 1, juz 26, hlm. 384]

💡 Syaikh Ibnu ‘Utsaimin -rahimahullāh- juga pernah ditanya:

🔹Di kebanyakan negara-negara Islam, segera setelah jamaah haji kembali dari Tanah Suci setelah menunaikan kewajiban (haji), mereka diberi julukan “hajj”, dan gelar itu terus melekat padanya. Maka, apa hukum hal tersebut?

🔸Jawaban:

“Ini adalah sebuah kesalahan! Karena hal tersebut mengandung unsur riya’ (pamer ibadah). Maka tidak boleh seseorang digelari dengan hal itu, dan tidak selayaknya pula orang lain memanggilnya dengan sebutan itu. Sebab, pada masa Rasulullah ﷺ, orang-orang tidak mengatakan kepada seseorang yang telah berhaji: ‘Engkau seorang haji’.”

📕 [Majmū‘ al-Fatāwā, jilid 24, hlm. 204–205]

—————
• Channel Al-Wasiyyah
@AlWasiyyahINA
https://www.tg-me.com/AlWasiyyahINA

🌴 *Tauhid* 🌴

▪️ Ibnu Qayyim -rahimahullāh- berkata:

✍️ “Allah Subḥānahu telah mengabarkan bahwa tujuan utama dari penciptaan makhluk adalah untuk beribadah kepada-Nya yang mana hakikat ibadah itu berakar dari kecintaan yang sempurna kepada-Nya. Allah Subhānahu, sebagaimana Dia mencintai untuk diibadahi, (atau) Dia juga mencintai untuk dipuji, diagungkan, dan disebut-sebut dengan sifat-sifat-Nya yang Maha Tinggi dan nama-nama-Nya yang Maha Indah.”

📚 [Tharīq Al-Hijratain, hal. 239]

——————

• *Channel Al-Wasiyyah*٩
@AlWasiyyahINA
https://www.tg-me.com/AlWasiyyahINA

Dzun Nun –rahimahullāh– berkata:

“Tidaklah dunia menjadi baik kecuali dengan mengingat-Nya. Dan tidaklah akhirat menjadi baik kecuali dengan ampunan-Nya. Dan tidaklah surga menjadi indah (sempurna kenikmatannya) kecuali dengan melihat-Nya.”

📚 [Lathā’if al-Ma‘ārif, Libni Rajab, hlm. 291]

—————
• Channel Al-Wasiyyah
@AlWasiyyahINA
https://www.tg-me.com/AlWasiyyahINA