Turut berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas Syahadahnya Imam Husain as, Ali bin Husain, Putra-putra al-Husain, serta Sahabat-Sahabat setia al-Husain, semoga kita semua bisa meneladani kehidupan Mereka dan digolongkan sebagai pengikut setianya, serta kelak di hari kiamat mendapat syafaatnya🤲
http://Telegram.me/TahukahAnda
http://Telegram.me/TahukahAnda
Mafdal Ibn Umar telah meriwayatkan dari Imam Ja'far Shadiq as yang berkata:
"Husain bin Ali as mendekati saudaranya Imam Hasan as, melihat Imam Husain as menangis, Imam Hasan as menanyakan apa sebabnya. Imam Husain as menjawab: "Aku menangis atas tragedi yang akan menimpamu!" Imam Hasan balik mengatakan: "Mereka akan membunuhku dengan racun. Tetapi tak akan ada hari yang sebanding dengan harimu, duhai Aba Abdillah! Tiga puluh ribu tentara yang mengaku sebagai umat Nabi saw, akan berkumpul untuk menumpahkan darahmu, menginjak-injak kehormatanmu, akan menawan istri, anak-anakmu, dan menjarah harta benda milikmu. Pada saat itu, Allah mendatangkan kutukan pada Bani Umayyah, langit akan menurunkan hujan darah, dan semua makhluk termasuk ikan-ikan di lautan akan menangisi serta meratapimu."
📚Al-Muhluf, hal. 11.
http://Telegram.me/TahukahAnda
"Husain bin Ali as mendekati saudaranya Imam Hasan as, melihat Imam Husain as menangis, Imam Hasan as menanyakan apa sebabnya. Imam Husain as menjawab: "Aku menangis atas tragedi yang akan menimpamu!" Imam Hasan balik mengatakan: "Mereka akan membunuhku dengan racun. Tetapi tak akan ada hari yang sebanding dengan harimu, duhai Aba Abdillah! Tiga puluh ribu tentara yang mengaku sebagai umat Nabi saw, akan berkumpul untuk menumpahkan darahmu, menginjak-injak kehormatanmu, akan menawan istri, anak-anakmu, dan menjarah harta benda milikmu. Pada saat itu, Allah mendatangkan kutukan pada Bani Umayyah, langit akan menurunkan hujan darah, dan semua makhluk termasuk ikan-ikan di lautan akan menangisi serta meratapimu."
📚Al-Muhluf, hal. 11.
http://Telegram.me/TahukahAnda
لاَيَوْمَ كَيَوْمِكَ يَا اَبا َعَبْدِاللَّهِ
“Tiada hari seperti harimu, wahai Aba Abdillah”
http://Telegram.me/TahukahAnda
“Tiada hari seperti harimu, wahai Aba Abdillah”
http://Telegram.me/TahukahAnda
Ketika diminta untuk berbaiat kepada Yazid, Imam Husain as berkata,
"Orang sepertiku tidak akan membaiat orang seperti dia".
http://Telegram.me/TahukahAnda
"Orang sepertiku tidak akan membaiat orang seperti dia".
http://Telegram.me/TahukahAnda
Ya Allah! Jadikanlah kehidupanku seperti kehidupan Muhammad dan keluarga Muhammad dan kematianku seperti kematian Muhammad dan keluarga Muhammad🤲
(Petikan Ziarah Asyura)
http://Telegram.me/TahukahAnda
(Petikan Ziarah Asyura)
http://Telegram.me/TahukahAnda
Rasulullah saw bersabda,
"Sesungguhnya Al-Husain as adalah pelita petunjuk dan bahtera keselamatan".
http://Telegram.me/TahukahAnda
"Sesungguhnya Al-Husain as adalah pelita petunjuk dan bahtera keselamatan".
http://Telegram.me/TahukahAnda
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
السلام عليك ايتها البتول
السلام عليك يا فاطمة الزهراء
أحسن الله لك العزاء في حبيبكِ الحسين
http://Telegram.me/TahukahAnda
السلام عليك يا فاطمة الزهراء
أحسن الله لك العزاء في حبيبكِ الحسين
http://Telegram.me/TahukahAnda
Mencintai keluarga bukanlah sesuatu yang aneh..
Mencintai teman bukanlah hal yang tabu..
Mencintai seseorang yang menyimpan perasaan benci kepada kita juga sesuatu yang biasa terjadi…
Namun mencintai musuh yang sedang menghunus pedang dan bernafsu untuk membunuh kita bukanlah cinta biasa..
Ini adalah cinta yang begitu dahsyat yang ditampilkan oleh manusia agung seperti Imam Husain as di Karbala..
10 Muharram, pagi-pagi sekali al-Husain as keluar dari tendanya ke medan peperangan. Ia melihat dengan seksama ke arah musuh-musuhnya. Tiba-tiba beliau menangis dengan air mata yang begitu deras dalam waktu yang lama.
Orang-orang disekitarnya mengira al-Husain as sedang menangisi kesendirian serta keterasingannya. Namun bukan itu sebabnya, karena al-Husain as sedang menangisi musuh-musuh beliau yang akan masuk neraka disebabkan memerangi dan menumpahkan darah cucunda Nabi.
Cinta itu juga tercermin saat beliau memaafkan Alhur yang ingin bertaubat. Padahal dia lah panglima yang menggiring al-Husain as ke padang karbala. Dia lah yang membawa kafilah al-Husain as menuju kematian.
Cinta yang tak dapat digambarkan dengan kata-kata. Disaat beliau memberi minum pasukan Alhur yang sedang kehausan, padahal pasukan itulah yang tak lama lagi akan membantai keluarga nabi dalam dahaga. Tak hanya pasukan yang diberi minum, bahkan kuda-kuda mereka tak luput dari tangan al-Husain as yang penuh rahmat.
Sungguh beliau adalah cucunda Rasulullah saw Sang Rahmatan lil Alamin.
http://Telegram.me/TahukahAnda
Mencintai teman bukanlah hal yang tabu..
Mencintai seseorang yang menyimpan perasaan benci kepada kita juga sesuatu yang biasa terjadi…
Namun mencintai musuh yang sedang menghunus pedang dan bernafsu untuk membunuh kita bukanlah cinta biasa..
Ini adalah cinta yang begitu dahsyat yang ditampilkan oleh manusia agung seperti Imam Husain as di Karbala..
10 Muharram, pagi-pagi sekali al-Husain as keluar dari tendanya ke medan peperangan. Ia melihat dengan seksama ke arah musuh-musuhnya. Tiba-tiba beliau menangis dengan air mata yang begitu deras dalam waktu yang lama.
Orang-orang disekitarnya mengira al-Husain as sedang menangisi kesendirian serta keterasingannya. Namun bukan itu sebabnya, karena al-Husain as sedang menangisi musuh-musuh beliau yang akan masuk neraka disebabkan memerangi dan menumpahkan darah cucunda Nabi.
Cinta itu juga tercermin saat beliau memaafkan Alhur yang ingin bertaubat. Padahal dia lah panglima yang menggiring al-Husain as ke padang karbala. Dia lah yang membawa kafilah al-Husain as menuju kematian.
Cinta yang tak dapat digambarkan dengan kata-kata. Disaat beliau memberi minum pasukan Alhur yang sedang kehausan, padahal pasukan itulah yang tak lama lagi akan membantai keluarga nabi dalam dahaga. Tak hanya pasukan yang diberi minum, bahkan kuda-kuda mereka tak luput dari tangan al-Husain as yang penuh rahmat.
Sungguh beliau adalah cucunda Rasulullah saw Sang Rahmatan lil Alamin.
http://Telegram.me/TahukahAnda
Ibnu Sa'ad berjalan dengan tawanan Karbala. Ketika sampai di dekat kota Kufah, penduduk kota berduyun-duyun datang menonton tawanan yang sebenarnya adalah keluarga Nabi mereka sendiri.
Perawi berkata: Seorang wanita Kufah dari atas atap bertanya, "Tawanan dari manakah kalian?" Mereka menjawab, "Kami adalah keluarga Nabi Muhammad saw yang menjadi tawanan."
Mendengar itu, sang wanita langsung turun dan mengumpulkan kain, selendang dan kerudung yang ada lalu memberikannya kepada mereka. Dengan demikian, mereka kini dapat menutup badan mereka dengan sempurna.
Penduduk Kufah larut dalam ratapan dan tangisan. Ali bin Husain as berkata kepada mereka, "Kalau kalian meratapi dan menangisi kami, lalu siapa yang membantai kami?"
Basyir bin Khuzaim al-Asadi berkata: Aku melihat Zainab binti Ali as saat itu. Tak pernah kusaksikan seorang tawanan yang lebih piawai darinya dalam berbicara. Seakan-akan semua kata-katanya keluar dari mulut Amirul Mukminin Ali as. Beliau memberi isyarat agar semuanya diam. Napas-napas bergetar. Suasana menjadi hening seketika. Beliau mulai berbicara:
"Segala puji bagi Allah. Salawat dan salam atas kakekku Rasulullah Muhammad saw dan keluarganya yang suci dan mulia.
"Amma ba'du. Wahai penduduk Kufah! Wahai para pendusta dan licik. Untuk apa kalian menangis? Air mata ini tak akan berhenti mengalir. Tangisan tak akan cukup sampai di sini. Kalian ibarat wanita yang mengurai benang yang sudah dipintalnya dengan kuat hingga bercerai-berai kembali. Sumpah dan janji setia kalian hanyalah sebuah makar dan tipu daya.
"Ketahuilah, wahai penduduk Kufah! Yang kalian miliki hanya omong kosong, cela dan kebencian. Kalian hanya tampak perkasa di depan wanita tapi lemah di hadapan lawan. Kalian lebih mirip dengan rumput yang tumbuh di selokan yang berbau busuk atau perak yang terpendam. Alangkah kejinya perbuatan kalian yang telah membuat Allah murka. Di neraka kelak kalian akan tinggal untuk selama-lamanya.
"Untuk apa kini kalian menangis tersengguk-sengguk? Ya, demi Allah, banyaklah menangis dan sedikitlah tertawa, sebab kalian telah mencoreng diri kalian sendiri dengan aib dan cela yang tidak dapat dihapuskan selamanya. Bagaimana mungkin kalian dapat menghapuskannya sedangkan orang yang kalian bunuh adalah cucu penghulu para nabi, poros risalah, penghulu pemuda surga, tempat bergantungnya orang-orang baik, pengayom mereka yang tertimpa musibah, menara hujah dan pusat sunah bagi kalian.
"Ketahuilah, dosa kalian adalah dosa yang sangat besar. Terkutuklah kalian! Semua usaha jadi sia-sia, tangan-tangan jadi celaka, dan jual beli membawa kerugian. Murka Allah telah Dia turunkan atas kalian. Kini hanya kehinaanlah yang selalu menyertai kalian.
"Celakalah kalian wahai penduduk Kufah! Tahukah kalian, kalian telah mencabik-cabik jantung Rasulullah? Putri-putri beliau kalian gelandangkan dan pertontonkan di depan khalayak ramai? Darah beliau telah kalian tumpahkan? Kehormatan beliau kalian injak-injak? Apa yang telah kalian lakukan adalah satu kejahatan yang paling buruk dalam sejarah yang disaksikan oleh semua orang dan tak akan pernah hilang dari ingatan.
"Mengapa kalian mesti keheranan menyaksikan langit yang meneteskan darah? Sungguh azab Allah di akhirat kelak sangat pedih. Di sana kalian tidak akan tertolong. Jangan kalian anggap remeh waktu yang telah Allah ulurkan ini. Sebab masa itu pasti akan datang dan pembalasan Allah tidak akan meleset. Tuhan kalian menyaksikan semua yang kalian lakukan."
Perawi berkata: Demi Allah, aku melihat orang-orang tertegun dan larut dalam tangisan. Tangan-tangan mereka berada di mulut mereka. Aku melihat seorang lelaki tua berdiri di sampingku sambil menangis hingga janggutnya basah. Dia berkata, "Demi ayah dan ibuku, kalian adalah sebaik-baik manusia. Keturunan kalian adalah sebaik-baik keturunan. Tak ada cela dan aib pada kalian."
http://Telegram.me/TahukahAnda
Perawi berkata: Seorang wanita Kufah dari atas atap bertanya, "Tawanan dari manakah kalian?" Mereka menjawab, "Kami adalah keluarga Nabi Muhammad saw yang menjadi tawanan."
Mendengar itu, sang wanita langsung turun dan mengumpulkan kain, selendang dan kerudung yang ada lalu memberikannya kepada mereka. Dengan demikian, mereka kini dapat menutup badan mereka dengan sempurna.
Penduduk Kufah larut dalam ratapan dan tangisan. Ali bin Husain as berkata kepada mereka, "Kalau kalian meratapi dan menangisi kami, lalu siapa yang membantai kami?"
Basyir bin Khuzaim al-Asadi berkata: Aku melihat Zainab binti Ali as saat itu. Tak pernah kusaksikan seorang tawanan yang lebih piawai darinya dalam berbicara. Seakan-akan semua kata-katanya keluar dari mulut Amirul Mukminin Ali as. Beliau memberi isyarat agar semuanya diam. Napas-napas bergetar. Suasana menjadi hening seketika. Beliau mulai berbicara:
"Segala puji bagi Allah. Salawat dan salam atas kakekku Rasulullah Muhammad saw dan keluarganya yang suci dan mulia.
"Amma ba'du. Wahai penduduk Kufah! Wahai para pendusta dan licik. Untuk apa kalian menangis? Air mata ini tak akan berhenti mengalir. Tangisan tak akan cukup sampai di sini. Kalian ibarat wanita yang mengurai benang yang sudah dipintalnya dengan kuat hingga bercerai-berai kembali. Sumpah dan janji setia kalian hanyalah sebuah makar dan tipu daya.
"Ketahuilah, wahai penduduk Kufah! Yang kalian miliki hanya omong kosong, cela dan kebencian. Kalian hanya tampak perkasa di depan wanita tapi lemah di hadapan lawan. Kalian lebih mirip dengan rumput yang tumbuh di selokan yang berbau busuk atau perak yang terpendam. Alangkah kejinya perbuatan kalian yang telah membuat Allah murka. Di neraka kelak kalian akan tinggal untuk selama-lamanya.
"Untuk apa kini kalian menangis tersengguk-sengguk? Ya, demi Allah, banyaklah menangis dan sedikitlah tertawa, sebab kalian telah mencoreng diri kalian sendiri dengan aib dan cela yang tidak dapat dihapuskan selamanya. Bagaimana mungkin kalian dapat menghapuskannya sedangkan orang yang kalian bunuh adalah cucu penghulu para nabi, poros risalah, penghulu pemuda surga, tempat bergantungnya orang-orang baik, pengayom mereka yang tertimpa musibah, menara hujah dan pusat sunah bagi kalian.
"Ketahuilah, dosa kalian adalah dosa yang sangat besar. Terkutuklah kalian! Semua usaha jadi sia-sia, tangan-tangan jadi celaka, dan jual beli membawa kerugian. Murka Allah telah Dia turunkan atas kalian. Kini hanya kehinaanlah yang selalu menyertai kalian.
"Celakalah kalian wahai penduduk Kufah! Tahukah kalian, kalian telah mencabik-cabik jantung Rasulullah? Putri-putri beliau kalian gelandangkan dan pertontonkan di depan khalayak ramai? Darah beliau telah kalian tumpahkan? Kehormatan beliau kalian injak-injak? Apa yang telah kalian lakukan adalah satu kejahatan yang paling buruk dalam sejarah yang disaksikan oleh semua orang dan tak akan pernah hilang dari ingatan.
"Mengapa kalian mesti keheranan menyaksikan langit yang meneteskan darah? Sungguh azab Allah di akhirat kelak sangat pedih. Di sana kalian tidak akan tertolong. Jangan kalian anggap remeh waktu yang telah Allah ulurkan ini. Sebab masa itu pasti akan datang dan pembalasan Allah tidak akan meleset. Tuhan kalian menyaksikan semua yang kalian lakukan."
Perawi berkata: Demi Allah, aku melihat orang-orang tertegun dan larut dalam tangisan. Tangan-tangan mereka berada di mulut mereka. Aku melihat seorang lelaki tua berdiri di sampingku sambil menangis hingga janggutnya basah. Dia berkata, "Demi ayah dan ibuku, kalian adalah sebaik-baik manusia. Keturunan kalian adalah sebaik-baik keturunan. Tak ada cela dan aib pada kalian."
http://Telegram.me/TahukahAnda
Imam Husain as berkata,
"Orang yang memiliki kebutuhan tidaklah memuliakan mukanya dengan meminta kepadamu, maka muliakanlah mukamu dengan tidak menolak permintaannya itu kepadamu."
📚Kasyful Ghummah, jil.2, hal.244.
http://Telegram.me/TahukahAnda
"Orang yang memiliki kebutuhan tidaklah memuliakan mukanya dengan meminta kepadamu, maka muliakanlah mukamu dengan tidak menolak permintaannya itu kepadamu."
📚Kasyful Ghummah, jil.2, hal.244.
http://Telegram.me/TahukahAnda
Imam Husain as berkata,
"Barangsiapa meringankan kesulitan seorang mu'min, maka Allah Swt akan meringankan kesulitannya di dunia dan akhirat."
📚Bihar al-Anwar, jil. 75, hal. 122.
http://Telegram.me/TahukahAnda
"Barangsiapa meringankan kesulitan seorang mu'min, maka Allah Swt akan meringankan kesulitannya di dunia dan akhirat."
📚Bihar al-Anwar, jil. 75, hal. 122.
http://Telegram.me/TahukahAnda
Diriwayatkan dari Syu'aib bin Abdurrahman Khuza'i, Ditemukan bekas hitam di punggung Imam Husain bin Ali as pada hari al-Thaff (tragedi Karbala). Mereka bertanya kepada Imam Ali Zainal Abidin as tentang hal itu. Kemudian beliau menjawab,
"Bekas hitam itu disebabkan oleh kebiasaan yang dilakukan beliau, yaitu mengangkat karung (berisi bahan makanan) di punggungnya ke rumah-rumah para janda, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin."
📚Ibnu Syahr Asyub, al-Manaqib, hal.4, hadis 66.
http://Telegram.me/TahukahAnda
"Bekas hitam itu disebabkan oleh kebiasaan yang dilakukan beliau, yaitu mengangkat karung (berisi bahan makanan) di punggungnya ke rumah-rumah para janda, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin."
📚Ibnu Syahr Asyub, al-Manaqib, hal.4, hadis 66.
http://Telegram.me/TahukahAnda
🌺KESEMPATAN CINTA🌺
Ada seorang Alim bernama Syaikh Hisyam al-Isfahani, seorang arif, mubaligh dan khatib majelis-majelis aza’ (duka) untuk Imam Husein as di Isfahan, Iran yang terkenal itu. Di zaman keemasannya, penduduk kota membanggakan diri dengan kalimat Isfahan nisfhe Jahan. Isfahan adalah setengah dunia.
Maka siapa tidak mengenal Syaikh Hisyam. Setiap majelis rindu kehadirannya. Untaian kalimatnya mengantarkan hadirin pada kerinduan Al-Husein pada semangat akan teladan dan perjuangan kafilah Asyura. Mendengarkan khotbahnya, percik cinta berkobar dalam dada.
Satu malam, pada saat yang tidak akan pernah ia lupakan, ia bermimpi. Bertemu dengan Imam Mahdi ajalallah farojahu syarif. Dengan takzim dan jutaan rindu, ia duduk terpekur haru. Lalu keberanian mengantarkannya pada tanya, "Mawlaku, izinkan saya bertanya. Adakah setiap majelis aza’ untuk Al-Husein as beroleh kemuliaanmu?"
Imam menjawab, "Kemuliaan bagiku. Aku menghadiri setiap di antaranya. Semuanya dalam pandanganku. Tapi ada satu majelis yang paling aku cintai. Aku sangat mencintai hadir di dalamnya. Majelis itu di kotamu."
"Mawlaku, di manakah gerangan?"
"Rumah seorang nenek haji, di sebuah gang..." Imam Mahdi memberitahukan pada Syaikh siapa dan di mana rumah haji perempuan itu.
Esok hari, Syaikh Hisyam bergegas pagi sekali. Mimpi yang tak pernah dilupakannya mengajaknya melangkahkan kakinya tanpa lelah untuk mencari.
Di sebuah tempat yang dimaksud, seorang perempuan tua berjalan ke arahnya. Usai mengucapkan salam dan dijawab oleh nenek itu, Syaikh Hisyam bertanya tentang rumah Hajjah Fulanah. Perempuan itu menjawab itu ialah dirinya.
"Saya diberitahu kalau Nenek Haji punya majelis aza’ untuk Imam Husein?"
"Benar."
"Bolehkah aku menghadirinya?"
"Tidak."
"Tahukah engkau siapa aku?"
"Engkau Syaikh Hisyam. Penduduk Isfahan semua mengenalmu. Tapi majelisku ini, ia hanya untuk para perempuan."
"Adakah cara aku bisa menghadirinya?"
"Kau bisa mendengarkan di balik pintu di depan rumahku."
Meskipun setiap harinya, Syaikh Hisyam mengisi begitu banyak majelis, dan setiap sore ia akan duduk menjadi pendengar yang baik. Hingga sepuluh hari lamanya.
Usai hari yang kesepuluh, Syaikh Hisyam berterima kasih. Ia berkata kepada Nenek Haji, "Sekarang perkenankan saya untuk mengganti seluruh biaya yang telah Nenek sudah keluarkan untuk majelis-majelis ini."
"Ya Syaikh...," jawab perempuan itu menahan kata. "Syekh tidak menghargai kebaikan saya. Saya sudah izinkan Syekh untuk mendengarkan majelis aza’ Al-Husein. Sekarang kok malah mau ambil satu-satunya kesempatan saya."
"Maksudnya Nenek Haji bagaimana?" Dan ketika jawaban disampaikan, terdiamlah Syaikh. Jawaban yang membuatnya memahami mengapa Imam Mahdi AFS bahagia hadir di majelisnya. Perempuan itu berkata, "Sesungguhnya saya bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah fulanah honornya saya kumpulkan, agar setahun sekali saya bisa memanggil orang-orang berkumpul mengadakan majelis aza’ (duka) untuk Imam Husain as. Tolong Syaikh, jangan kau ambil kesempatan saya ini."
http://Telegram.me/TahukahAnda
Ada seorang Alim bernama Syaikh Hisyam al-Isfahani, seorang arif, mubaligh dan khatib majelis-majelis aza’ (duka) untuk Imam Husein as di Isfahan, Iran yang terkenal itu. Di zaman keemasannya, penduduk kota membanggakan diri dengan kalimat Isfahan nisfhe Jahan. Isfahan adalah setengah dunia.
Maka siapa tidak mengenal Syaikh Hisyam. Setiap majelis rindu kehadirannya. Untaian kalimatnya mengantarkan hadirin pada kerinduan Al-Husein pada semangat akan teladan dan perjuangan kafilah Asyura. Mendengarkan khotbahnya, percik cinta berkobar dalam dada.
Satu malam, pada saat yang tidak akan pernah ia lupakan, ia bermimpi. Bertemu dengan Imam Mahdi ajalallah farojahu syarif. Dengan takzim dan jutaan rindu, ia duduk terpekur haru. Lalu keberanian mengantarkannya pada tanya, "Mawlaku, izinkan saya bertanya. Adakah setiap majelis aza’ untuk Al-Husein as beroleh kemuliaanmu?"
Imam menjawab, "Kemuliaan bagiku. Aku menghadiri setiap di antaranya. Semuanya dalam pandanganku. Tapi ada satu majelis yang paling aku cintai. Aku sangat mencintai hadir di dalamnya. Majelis itu di kotamu."
"Mawlaku, di manakah gerangan?"
"Rumah seorang nenek haji, di sebuah gang..." Imam Mahdi memberitahukan pada Syaikh siapa dan di mana rumah haji perempuan itu.
Esok hari, Syaikh Hisyam bergegas pagi sekali. Mimpi yang tak pernah dilupakannya mengajaknya melangkahkan kakinya tanpa lelah untuk mencari.
Di sebuah tempat yang dimaksud, seorang perempuan tua berjalan ke arahnya. Usai mengucapkan salam dan dijawab oleh nenek itu, Syaikh Hisyam bertanya tentang rumah Hajjah Fulanah. Perempuan itu menjawab itu ialah dirinya.
"Saya diberitahu kalau Nenek Haji punya majelis aza’ untuk Imam Husein?"
"Benar."
"Bolehkah aku menghadirinya?"
"Tidak."
"Tahukah engkau siapa aku?"
"Engkau Syaikh Hisyam. Penduduk Isfahan semua mengenalmu. Tapi majelisku ini, ia hanya untuk para perempuan."
"Adakah cara aku bisa menghadirinya?"
"Kau bisa mendengarkan di balik pintu di depan rumahku."
Meskipun setiap harinya, Syaikh Hisyam mengisi begitu banyak majelis, dan setiap sore ia akan duduk menjadi pendengar yang baik. Hingga sepuluh hari lamanya.
Usai hari yang kesepuluh, Syaikh Hisyam berterima kasih. Ia berkata kepada Nenek Haji, "Sekarang perkenankan saya untuk mengganti seluruh biaya yang telah Nenek sudah keluarkan untuk majelis-majelis ini."
"Ya Syaikh...," jawab perempuan itu menahan kata. "Syekh tidak menghargai kebaikan saya. Saya sudah izinkan Syekh untuk mendengarkan majelis aza’ Al-Husein. Sekarang kok malah mau ambil satu-satunya kesempatan saya."
"Maksudnya Nenek Haji bagaimana?" Dan ketika jawaban disampaikan, terdiamlah Syaikh. Jawaban yang membuatnya memahami mengapa Imam Mahdi AFS bahagia hadir di majelisnya. Perempuan itu berkata, "Sesungguhnya saya bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah fulanah honornya saya kumpulkan, agar setahun sekali saya bisa memanggil orang-orang berkumpul mengadakan majelis aza’ (duka) untuk Imam Husain as. Tolong Syaikh, jangan kau ambil kesempatan saya ini."
http://Telegram.me/TahukahAnda
🌺Imam Ja'far Shadiq as berkata,
"Pada hari Jumat tidak ada amalan yang lebih baik dari salawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad."
📚Ta'wil al Ayat azh Zhahirah, hal 454.
🌺Imam Ja'far Shadiq as berkata,
"Disunahkan bersalawat kepada Nabi Muhammad saw dan keluarganya pada hari Jumat sebanyak seribu kali dan pada hari yang lain sebanyak seratus kali."
📚Ushul al Kafi, 3/416.
🌺Imam Ja'far Shadiq as berkata,
"Pada akhir hari Kamis dan malam Jumat, sekelompok malaikat turun dari langit dengan membawa pena dari emas serta papan dari perak, dan pada akhir hari Kamis serta malam Jumat, juga hari Jumat sampai matahari terbenam, mereka tidak mencatat sesuatu apa pun selain bacaan salawat kepada Nabi Muhammad saw dan keluarganya."
📚Ushul al Kafi, 3/416.
🌹اَللّهُمَّ صَلِّ عَلی مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَعَجِّلْ فَرَجَهُمْ🌹
http://Telegram.me/TahukahAnda
"Pada hari Jumat tidak ada amalan yang lebih baik dari salawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad."
📚Ta'wil al Ayat azh Zhahirah, hal 454.
🌺Imam Ja'far Shadiq as berkata,
"Disunahkan bersalawat kepada Nabi Muhammad saw dan keluarganya pada hari Jumat sebanyak seribu kali dan pada hari yang lain sebanyak seratus kali."
📚Ushul al Kafi, 3/416.
🌺Imam Ja'far Shadiq as berkata,
"Pada akhir hari Kamis dan malam Jumat, sekelompok malaikat turun dari langit dengan membawa pena dari emas serta papan dari perak, dan pada akhir hari Kamis serta malam Jumat, juga hari Jumat sampai matahari terbenam, mereka tidak mencatat sesuatu apa pun selain bacaan salawat kepada Nabi Muhammad saw dan keluarganya."
📚Ushul al Kafi, 3/416.
🌹اَللّهُمَّ صَلِّ عَلی مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَعَجِّلْ فَرَجَهُمْ🌹
http://Telegram.me/TahukahAnda
Imam Muhammad Baqir as berkata,
"Sedekah pada Hari Jumat itu dilipatgandakan (pahalanya), karena keutamaan hari Jumat dibandingkan hari-hari yang lain."
📚Tsawab al amal, jil.1, hal.220.
http://Telegram.me/TahukahAnda
"Sedekah pada Hari Jumat itu dilipatgandakan (pahalanya), karena keutamaan hari Jumat dibandingkan hari-hari yang lain."
📚Tsawab al amal, jil.1, hal.220.
http://Telegram.me/TahukahAnda
Imam Ali as berkata,
“Jadilah dermawan tetapi jangan mubazir, berhematlah tetapi jangan kikir."
📚Nahjul balaghah, hikmah ke-33.
http://Telegram.me/TahukahAnda
“Jadilah dermawan tetapi jangan mubazir, berhematlah tetapi jangan kikir."
📚Nahjul balaghah, hikmah ke-33.
http://Telegram.me/TahukahAnda
Suatu hari Nabi Isa as dalam munajatnya kepada Allah Swt memohon:
"Wahai Tuhanku, Tunjukanlah salah satu kekasihmu padaku."
Allah Swt mengabulkan permintaan nabi Isa dan menunjukkan rumah kekasih tsb.
Kemudian Nabi Isa as pergi ketempat itu. Dan yang beliau saksikan adalah seorang wanita yang tidak bisa melihat, tidak memiliki tangan, dan kaki. Wanita itu duduk diatas tanah sambil lidahnya berdzikir mengucapkan:
« الحمدالله على نعمائه والشکر على آلائه »
Melihat keadaan wanita itu Nabi Isa as terkejut, kemudian ia mendekati wanita itu dan mengucapkan salam.
Wanita tersebut menjawab: waalaikumslam wahai Ruhullah.
Lalu Nabi Isa kembali bertanya: Wahai Wanita kita sebelumnya belum pernah bertemu, bagaimana kamu tau kalau aku Isa putra maryam? Wanita itu menjawab: Kekasih yang menunjukkan anda kepada saya, telah menjelaskan kepada saya bahwa anda adalah Ruhullah.
Nabi Isa as kembali bertanya: Wahai Wanita, anda kehilangan mata, tangan dan kaki. Bagaimana anda tetap bersyukur?
Wanita itu menjawab: Saya bersyukur kepada Allah Swt karena memiliki hati yang mengingat, lidah yang bersyukur dan tubuh yang sabar. Saya bersaksi atas ke Esa an Allah Swt yang mana segala sesuatu yang dapat melakukan dosa diambil dari saya.
Bisa jadi jika saya memiliki penglihatan maka akan memandang yang tidak muhrim. Dan apabila memiliki tangan maka akan terjerumus pada hal-hal yang haram. Dan apabila memiliki kaki maka akan mengejar kesenangan yang tidak halal.
Nikmat yang Tuhan berikan padaku ini tidak diberikan kepada hamba-Nya yang lain.
📘خزینه الجواهر ،صفحه ۳۱۸
http://Telegram.me/TahukahAnda
"Wahai Tuhanku, Tunjukanlah salah satu kekasihmu padaku."
Allah Swt mengabulkan permintaan nabi Isa dan menunjukkan rumah kekasih tsb.
Kemudian Nabi Isa as pergi ketempat itu. Dan yang beliau saksikan adalah seorang wanita yang tidak bisa melihat, tidak memiliki tangan, dan kaki. Wanita itu duduk diatas tanah sambil lidahnya berdzikir mengucapkan:
« الحمدالله على نعمائه والشکر على آلائه »
Melihat keadaan wanita itu Nabi Isa as terkejut, kemudian ia mendekati wanita itu dan mengucapkan salam.
Wanita tersebut menjawab: waalaikumslam wahai Ruhullah.
Lalu Nabi Isa kembali bertanya: Wahai Wanita kita sebelumnya belum pernah bertemu, bagaimana kamu tau kalau aku Isa putra maryam? Wanita itu menjawab: Kekasih yang menunjukkan anda kepada saya, telah menjelaskan kepada saya bahwa anda adalah Ruhullah.
Nabi Isa as kembali bertanya: Wahai Wanita, anda kehilangan mata, tangan dan kaki. Bagaimana anda tetap bersyukur?
Wanita itu menjawab: Saya bersyukur kepada Allah Swt karena memiliki hati yang mengingat, lidah yang bersyukur dan tubuh yang sabar. Saya bersaksi atas ke Esa an Allah Swt yang mana segala sesuatu yang dapat melakukan dosa diambil dari saya.
Bisa jadi jika saya memiliki penglihatan maka akan memandang yang tidak muhrim. Dan apabila memiliki tangan maka akan terjerumus pada hal-hal yang haram. Dan apabila memiliki kaki maka akan mengejar kesenangan yang tidak halal.
Nikmat yang Tuhan berikan padaku ini tidak diberikan kepada hamba-Nya yang lain.
📘خزینه الجواهر ،صفحه ۳۱۸
http://Telegram.me/TahukahAnda