Telegram Web Link
Karya : @Luthfi_std

Terulur terbang melayang
Kau tapak langit yang bebas
Ujung tali simpul terlepas
Hingga jatuh di tangan orang

Terlalu kupegang erat
Pasir perlahan meninggalkan genggam
Yang kau perjuangkan sungguh
Perlahan rapuh lalu jauh

Lantas bagaimana?
Kencang terkekang,
Dibebaskan hilang,
Huh .. Serba salah memang!

Mungkin ikhlas adalah suap terbaik.
Kepada sang hati linglung.
Yang hilang akan kembali
Atau mungkin bisa terganti.

20 Desember tahun 2022



Gabung ch @temanpuisi, @puisi dan @sedih ygyπŸ–€πŸ–€πŸ–€
❀12
Karya : @aksaraziza




Di atas permadani pasir tak terukir
Di bawah naungan sendu, haru dan pilu
Perihal kata yang tak terucap tersebab terjerembap dalam gelap
Nan perihal penyebab akan luka yang tak kian menetap
Seperti tabahnya mentari yang menyinari sunyi
Serta lembutnya gemuruh yang merengkuh keluh
Raga ini menanti angan sunyi atas kehampaan hati
Sarat akan jiwa dengan ketidakpastian yang pasti
Tanpa peduli bila perjumpaan ini dianggap tak berarti
Tersebab segalanya perihal senja hari ini

-ziza-
Jombang, 20 Januari 2023



Selamat hari puisi sedunia
Panjang umur manusia peramu aksaraπŸ–€πŸ–€πŸ–€πŸ–€


Gabung ch @temanpuisi @puisi dan @sedih
❀21
Karya : @Melki_Unnu


PERJUANGAN IMAN

Dan murka terus menerka,
Di pintu dua kuping
Meraung di saung budiman
mematikan langkah

Tetapi masih ada suara berkutik
Mengulik pelik, menilik sulit
Perangi rengit, di teras
rumah Tuhan

Dan orang muda berladang
Di kandang radang
Menenang garang, memanis asin
Melucui batu, dan
Perangi kaku

Hingga tertawa di awang-awang.
Di atas kepala, di mekar pipi
Di cerah tatapan

Sampai pada tak bersuara
Di berbagai nestapa, serupa
kehilangan sebuah genggaman
Sang yang di kenang.

Melki




Jangan lupa hanya kirim puisi orisinal kalian ke ch @temanpuisi. Akan rutin diunggah ch @puisi.

Selamat berpuasa esok hari.
Jaga hati, perbanyak diksi dalam puisi.πŸ–€
❀13
Karya : @sitisyarifah_almumas

SEMERAH DARAH

Pergi pagi pulang petang.
Tak lagi kenal rehat hingga tubuh lunglai.
Meski hancur terbakar menjelma arang.
Tetap saja berdiri tegak bak perisai.

Sebenarnya apa arti hidup yang membentang?
Tak peduli panas matahari hingga hujan menerjang.
Manusia berlomba-lomba menjadi binatang,
Demi benda yang bernama uang.

Dia rela jadi bengis,
agar anak istri tak menangis.
Dia rela jadi hina,
agar keluarga tak menderita.
Dia rela jadi rendah,
walau mata sudah semerah darah.

Agaknya, manusia punya banyak nyali.
Dari tikaman delusi,
Yang menjelma depresi.
Harapnya Tuhan slalu menyertai,
Dari segala perjalanan di dunia ini.


4 Oktober, 2022



Silahkan japri penulis terkait jika ingin menggunakan puisinya. Kirim karya orisinal kalian ke ch @temanpuisi. Akan rutin diunggah di ch @puisi. Selamat berkarya para penyairπŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³
❀33πŸ‘1
Karya :@Patih25

Balada Minangsih
*ibuku

Sorak camar kala fajar bertandang, semasa engkau datang begitu elok terdengar
Telapak kaki yang pecah, tangan tangan yang kasar, ku ingin pegang
Ketika ku sentuh terakhir kali raut wajahmu, gigil
Bu, kau lepas dari rengkuh menjelma gumintang
Bu, kau makin indah bergelantungan
Isi rahimmu menginjak usia cemara di musim semi, krisis daun, banyak gugur
Anak sungai di mataku deras setelah hujani rupamu yang layu
Aku koyak, lesuh, pilu
Kembali tersedu mengenang diriku sendiri saat itu
Tubuh yang bau kencing, liur yang selaras rasa jelly drink, berak wangi belimbing.
Aku ilusi tiap malam, engkau lelap sarungan, di sampingku
Masih sehari, Bu. Seluruh hatiku persis debu
Bagaimana bila esoknya aku berhenti mengembara, kelana belantara layaknya manusia ?
Bagaimana jikalau aku menjadi sayap laron tersapu angin musim kemarau, Bu?
Maukah kau hidup untukku?
Walau benar namamu sejatinya ukiran, aku tak segan rindu tersedu-sedu
Anak ingusan ini, celotehnya terlalu basi, tapi engkau abadi

2022


Join ch @temanpuisi untuk kirim karya orisinal kalian yang diunggah pada ch @puisi. Sehat selalu, TemanPuisi🀩🀩
❀31πŸ‘1
Karya : @ColorCharm


Puing-Puing Musim:


Di antara kita hanya ada bekas patah, yang kau patahkan, puing yang terlupakan, dan akan hilang di makan zaman

Di antara kita hanya ada kisah pelarian yang kuanggap suci, pelarianmu yang kusambut dengan cinta

Di antara kita hanyalah kisah roman picisan yang kusangka legenda romantika sang pujangga

Bagimu, di antara kita hanyalah debu, debu yg mengeluh karena nestapa. yang terlanjur kuagungkan bak berlian

Tiada perlu air mata, selain senyum basa-basi yang bagiku adalah duka jiwa yang menghujam sanubari

Namun, ketahuilah dia yang pernah tulus mencintai, kebaikan untukmu yang ia pedulikan ... akan engkau kenang dengan air mata, saat ia tidak lagi ada

Tepian Tanah Melayu
2019


Berpuasa, bukan berarti loyo berdiksi aksara. 😎😎😎

Gabung ch @temanpuisi untuk kirim karya orisinal kalian. Akan rutin diunggah di ch @puisi. Janlup gabung ch @sedih.
❀17πŸ‘2
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
Karya :
@Achmadrifkhayusuf11
@feytri



Yuk, kita berkreasi membuat musikalisasi puisi original buatan sendiri. Maksimal berdurasi 2 menit. Sertakan username penulisnya juga. Nanti akan di UP di chanel @puisi.
Jangan lupa gabung juga ke ch @temanpuisi untuk kirim aneka puisi, vidio dkk nya.

πŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³
❀5
Do you enjoy reading this channel?

Perhaps you have thought about placing ads on it?

To do this, follow three simple steps:

1) Sign up: https://telega.io/c/puisi
2) Top up the balance in a convenient way
3) Create an advertising post

If the topic of your post fits our channel, we will publish it with pleasure.
❀4πŸ‘1
Puisi pinned Β«Do you enjoy reading this channel? Perhaps you have thought about placing ads on it? To do this, follow three simple steps: 1) Sign up: https://telega.io/c/puisi 2) Top up the balance in a convenient way 3) Create an advertising post If the topic of your…»
Karya : @Bpsppnlr

Judul : Aku dan Keratapan
Hari ke : 8.964
Jakarta, Cakung
14/02/2023

Karya : B,

--
Aku melihat dua balas setan menculiknya
Membawanya terbang, menembus ketujuh semesta
Menidurkan pada pangkuan paha dosa
Memeluk bersama dekapan sayatan derita

Aku tidak bisa melakukan sebuah tindakan
Tidak bisa untuk ikut melayang, bak seorang pahlawan
Aku masih di bumi, duduk manis, menonton pertunjukan
Menyaksikan dirinya di culik para setan-setan

Terdengar dari langit, teriakan penuh kesakitan
Gema getir yang meluas hingga gua keagamaan
Dimana dua belas Petapa, sedang meritualkan keimanan
Untuk dewa yang duduk manis di singgasana penuh harapan

Aku mendengar ratapnya dari celah bilik di ketiak bumi
Bersembunyi dari sang guntur, yang murka untuk seluruh penghuni
Aku menahan telinga, mengunci hati, agar tidak lari dan pergi
Aku ragu, aku bosan, aku memaksakan diri sendiri untuk tidak lagi perlu peduli
--



Join ch @temanpuisi untuk kirim naskah original kalian. Akan diunggah secara rutin di ch @puisi.
❀26
Karya : @Ergotisme

Wahai yang selalu merayu Tuhan
Dengan nama-Nya
Dengan sifat-Nya
Dengan keindahan-Nya
Adakah darimu atas kesudian
Tanpa menghina kepemilikanku saat ini
Sebuah kesendirian tidak bisa keluarkan air
Sedangkan dari langit pagi sampai petang
Terus menertawakan aku lewat hujan
Tolong, tolong mintakan untukku
Berupa kesuburan hati dan kesejukan mata
Betapa keringnya hingga kegilaan
Agar diriku seperti engkau, wahai ....

- File corrupt, 01-01-1970


Berpuasa, bukan menjadi malas berdiksi aksara. Yuk kita seru seru bersama di ch --->
@temanpuisi @puisi @sedih silahkan bergabung semuaπŸ₯³πŸ₯³
❀25
Karya : @biwaraksara


Hampir mati dibunuh Sepi


Hujan meringkuk di ulu hatimu, membanjiri seluruh rongga-rongga di tubuhmu yang telah kosong karena kehilangan pelukan. Sedangkan, air mata menjelma menjadi sebilah belati yang tak henti-hentinya menggores pipi.

Kini kau telah kehilangan pelukan yang dulu selalu mengisi kekosongan di hatimu berserta tangan yang acap kali menghapus air matamu.

Tanpanya kau menjadi lemah dan tak berdaya. Bahkan kau hanya pasrah begitu saja saat sepi hampir membunuhmu dengan sepucuk senjata api yang menembakan sebutir peluru kesendirian.

Kau benar-benar hampir mati dibunuh sepi dengan sebutir peluru kesendirian yang melumat seluruh kebahagiaanmu.

Kau masih hidup dengan jantung yang tak lagi memompa rindu. Kau memang masih hidup tapi kau hanya hidup dengan raga yang telah kehilangan harapan, kebahagiaan, pelukan.

Kau hampir mati karena kesepian.

Banjarnegara
(2023) 15/02



Silahkan bergabung ke ch @temanpuisi untuk kirim karya orisinal kalian. Gabung juga ke ch @puisi dan @sedih ygy
❀32
Karya : @spyps96

Persiapan
oleh Yuha Aminudin

Aku tahu suhu dingin ini
yang melolong tiap malam seperti
mendekati puasa.

Merebaknya kurma-kurma
dan tiadanya iklan minim busana.
Aku paham.
Pasti kebijakan
ada lagi yang berbeda.

Walau Tuhan telah memberi tanda,
aku tahu
hutangku masih tersisa
sekitar satu atau dua.

Setidaknya, walau warasku dibelenggu
oleh peraturan-peraturan konyol tak menentu,
dan dengan sejeleknya masa-masa lalu,
Aku masih punya iman,

Kugenggam erat
dalam dadaku.

Tuban, 2022



Tetap semangat berpuasa esok hari
Jaga hati, perbanyak diksi dalam puisi.
Join ch @puisi, @temanpuisi dan @sedih ygyπŸ‘Œ
❀12
Karya : @Pembunuh_Tuhan

Perihal Puasa II

pada pulang yang kalang-kabut
pada kantung mata berserakan
pada pagi yang hingar-bingar
hingga serak membawa tangis di kala sahur
Tuhan, puasakah kita?
ataukah kita yang mengagungkan puasa?

___
Teras Ilusi, 04.22



Simpelnya, kirim karya orisinal kalian ke @temanpuisi. Akan diunggah secara berkala di ch @puisi. Silahkan join juga ch @sedih. Paket komplit ada semua di siniπŸ™Œ
❀13
Karya : @yoimaulll

kepompong


di kediamannya
Ulat menutup pintu
Serta yang kau pikir tertidur
Adalah bersembunyi dari bising burung pelatuk
Ulat itu tetap tabah
Puasa dari cahya rembulan
Tiada terusik oleh dongeng kekar rumah keong
Sepuluh malam
Setelah bertapa di sangkar sutra
Sayap indah telah mekar
Dahaga panjangnya
Berpesta dengan tujuh tetes embun
Di hadapannya ialah rimbun melati
Ulat itu kini merdeka atas segala sepi



Jangan ketinggalan join ch @temanpuisi, @puisi @sedih ygyπŸ‘Œ
❀20
Karya : @Sziap


BERKALA

dalam sekala sadar kudapat
bahwa waktu berjalan begitu cepat
denting jam yang menghiasi ruang
membawaku pada kenangan usang

detik demi detik berlalu
menit demi menit kulabuhkan rindu
tatapan kosong berbalut sunyi
pada jalanan di ujung nan sepi

kalut membalut pikiran
masa lalu pun menjadi jalan
secarik senyuman hangat terkenang
sangat jelas pada memori usang

sulit 'tuk lupakan hadirmu
yang kini masih menjadi topik nan seru
walaupun kisah ini 'tak pernah dimulai
namun cerita ini berakhir tanpa kata selesai

(cin, 15/02/23)


Silahkan japri penulisnya langsung jika ingin menggunakan puisinya. Jangan lupa kirim puisi, vidio musikalisasi puisi, senandika kalian ke ch @temanpuisi. Akan rutin diunggah ke ch @puisi.
Terima kisah semuaπŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³
❀41
Karya : @RinaHeningNna



Adalah sunyi memeluk senyap
Dalam bahu likat antara aku dan debar jantungmu, Tuan
Mencoba memangkas jarak, membunuh rindu, mendekat padamu
Walau lagi-lagi hanya merupa sebuah kata semu

Adalah senyap berkata diam
Tak ayal meracau sendirian dalam mengemas keping kenangan agar senantiasa tidak meracuni kenyataan
Tentang aku yang masih di sini. Memandang jauh ke arahmu yang selalu ingin menjadi temu
Tetapi, hanya dalam diam semua akan melampaui harap

Sunyi, senyap dan diam
Dalam bungkam malam temaram
Yang mewarnai setiap sudut kelam

Tanpa kamu,
Aku karam


Kamar Hening, 24 Februari 2022





Join ch @temanpuisi, @puisi dan @sedih. Kita seru seruan bareng di sana yukπŸ™Œ
❀18πŸ‘1
Karya : @noreva23


Senja Sepi

Berdiri lengan menampan ,
Lenguh menahan berat badan,
Juga buah fikiran
Yang jerih terbeban,
Sambil dua tungkai ini,
Mengunjur bersilangan,
Melangut ke langit lalu hilang,
Tinggi jauh nun ke awan.

Asyik,
Menyaksi senja luas jingga,
Yang melapang terang,
Sekarang berlabuh,
Terlihat mentari ditelan laut,
Dan perlahan ia menjatuh,
Sedemikian juga hatiku,
Tadinya aman selamat,
Kini inti resah merusuh.

Langit barusan cerah,
Lalu dijajah malap malam,
Dan ruang gelap diam membisu,
Nurani risau sayu,
Juga terasa hati pilu,
Akan harimu saban berlalu,
Walaupun tiada sebab kukuh,
Untuk berasa begitu.

Mungkin juga,
Di kala senja terbentang,
Terlopong,
Jiwa menjadi kosong merentang.
Kerana usainya ceria petang,
Dan mula merasa sendiri,
Tidak diusik namun cedera emosi.
Membentak nurani,
Namun tidak didengari

Kalam kalbu tiada daya,
Untuk ke depan bersuara,
Yang tertancap apa yang dirasa,
Kerana logika memenjara,
Lalu kita cuma bisa,
Faham kendiri diolah sastera.

Puisi.Khanah
Penang, September 2022





Sila japri penulis terkait jika ingin menggunakan puisinya. Kirim karya orisinal kalian ke ch @temanpuisi. Gabung pula di ch @puisi dan @sedih. Terima kasih πŸ₯³
❀13
Karya : @misterrxxx



Tatap

kulukis sepasang senja yang memancar di depan mataku,
kuarsir jingganya dengan duduk tanpa ragu ragu.

selepas itu,
kubiarkan maghrib dan malam bersekutu,
berebut kuasa atas langit yang mulai abu abu.

tak pernah kusesalkan,
setiap sore menjelang petang,
kuluangkan waktu menunggu ia datang,
mewarnai pelataran langit dari siang.

sudah gelap,
saatnya aku pulang lalu terlelap.

berharap esok akan jumpa lagi,
cahaya bersinar di sore hari.

hingga nanti,
hingga mati.

konsonan_ ya, 13 Maret 2023.



Gabung ch @temanpuisi untuk kirim karya orisinal kalian. Rutin diunggah @puisi dan gabung juga ke ch @sedih.
ThengkyuπŸ‘πŸ‘πŸ‘
❀31πŸ‘1
Karya : @Hlhikmahrika


Ada rasa rindu yang menelusup tak lagi diam-diam.
Melodinya begitu riuh dari pagi hingga petang.
Rindu yang tak mau tahu, apa kata orang.
Sekedar ingin memeluk jalan pulang.
Sebab rindu tahu, apa-apa yang terbelah, akan dikembalikan sepasang.



Join ch @puisi, @temanpuisi dan @sedih.
Tetap semangat, Peramu Aksara πŸ‘Œ
❀44
2025/07/14 09:40:13
Back to Top
HTML Embed Code: