Karya : @Roomimaji
I d e a l i s m F a n a t i s m
Hanya dari satu percikan kecil
Orang yang setadinya merasa kau hangati
Bisa memberimu jarak, bahkan meninggalkanmu pergi. Dan biasanya; kau memilih padam, mengabu, beku.
Hingga kembali menyala saat kau ditemukan seseorang yang menerima.
Bagaimana, apa kau terlahir sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan emosional seseorang saja yang katanya; bersamamu aku nyaman.
Padahal, kau sendiri seperti api di tengah himpitan badai. Seperti kasih lilin yang membakar dirinya tanpa bisa pamrih.
Apatah kau lela
Menyebutnya sebagai amsal cinta!
R . . .
Bandung
Tempat kirim puisi, diskusi diksi cuman di chanel @temanpuisi @puisi. Gabung juga ke chanel @sedih. Terima kisah👍
I d e a l i s m F a n a t i s m
Hanya dari satu percikan kecil
Orang yang setadinya merasa kau hangati
Bisa memberimu jarak, bahkan meninggalkanmu pergi. Dan biasanya; kau memilih padam, mengabu, beku.
Hingga kembali menyala saat kau ditemukan seseorang yang menerima.
Bagaimana, apa kau terlahir sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan emosional seseorang saja yang katanya; bersamamu aku nyaman.
Padahal, kau sendiri seperti api di tengah himpitan badai. Seperti kasih lilin yang membakar dirinya tanpa bisa pamrih.
Apatah kau lela
Menyebutnya sebagai amsal cinta!
R . . .
Bandung
Tempat kirim puisi, diskusi diksi cuman di chanel @temanpuisi @puisi. Gabung juga ke chanel @sedih. Terima kisah👍
Karya : @yhharahap
yang sia-sia dari cinta
seharusnya tak ada bukan. tapi tidakkah kau merasa, sekarang semuanya terasa sia-sia. kau hanya berkutat dengan apa yang kau rasa, apa yang kau inginkan, apa yang bagimu terdengar begitu indah, menyenangkan dan entahlah.
kau bangun di suatu malam dan ingatan pertama adalah 'apa yang telah kulakukan?' kau kosong seperti tong yang bahkan tak pernah dihantam apapun. ia berkarat hari ke hari hingga menjadi racun yang tak mampu kau temukan lagi penawarnya.
tapi sebenarnya apa yang tak sia-sia dari dunia?
cinta hanya salah satunya. dan kau adalah lainnya.
—nonaabuabu
7 September, 2024
Open paid promote di 3 chanel @puisi @temanpuisi dan @sedih
yang sia-sia dari cinta
seharusnya tak ada bukan. tapi tidakkah kau merasa, sekarang semuanya terasa sia-sia. kau hanya berkutat dengan apa yang kau rasa, apa yang kau inginkan, apa yang bagimu terdengar begitu indah, menyenangkan dan entahlah.
kau bangun di suatu malam dan ingatan pertama adalah 'apa yang telah kulakukan?' kau kosong seperti tong yang bahkan tak pernah dihantam apapun. ia berkarat hari ke hari hingga menjadi racun yang tak mampu kau temukan lagi penawarnya.
tapi sebenarnya apa yang tak sia-sia dari dunia?
cinta hanya salah satunya. dan kau adalah lainnya.
—nonaabuabu
7 September, 2024
Open paid promote di 3 chanel @puisi @temanpuisi dan @sedih
Karya : @Melki_Unnu
SETITIK DEBU
Pada pangkuan telapak tangan pencipta
Diantara suara-suara yang gembira
Tersemat tubuh yang tak siap rumpang
Dan jiwa yang mengeja pulang
Lisan tak sempat bersarang
Kata membasuh wajah dengan peduli
Tubuh ditimang teduh yang kering
Nyawa dan drama di tepi api
Ratap napas yang berbentur sendu
Berteduh pada payung asing
Berselimut pengertian derajat liku
Yang terlihat memilih hilang
Dalam agresi hati yang bernalar
Canda telah panas dan jemu
Tiap napas adalah nyaman yang pudar
Bosan basah dan basi, setitik debu.
Surabaya, 18 Agustus 2024.
Melki_Unnu
Langsung gabung ke chanel @temanpuisi @puisi @sedih. Terima kisah👍
SETITIK DEBU
Pada pangkuan telapak tangan pencipta
Diantara suara-suara yang gembira
Tersemat tubuh yang tak siap rumpang
Dan jiwa yang mengeja pulang
Lisan tak sempat bersarang
Kata membasuh wajah dengan peduli
Tubuh ditimang teduh yang kering
Nyawa dan drama di tepi api
Ratap napas yang berbentur sendu
Berteduh pada payung asing
Berselimut pengertian derajat liku
Yang terlihat memilih hilang
Dalam agresi hati yang bernalar
Canda telah panas dan jemu
Tiap napas adalah nyaman yang pudar
Bosan basah dan basi, setitik debu.
Surabaya, 18 Agustus 2024.
Melki_Unnu
Langsung gabung ke chanel @temanpuisi @puisi @sedih. Terima kisah👍
Karya : @Ihwa_1
.P U I S I H A M P A
Di ruang hampa,
Aku menatap kertas kosong,
Berusaha menangkap kata-kata
Yang tak kunjung datang.
Seperti burung
Terbang menjauh,
Menghindari jaring tanganku,
Seolah akan menjeratku.
Malam ini aku buta huruf,
Kata-kata yang tak datang,
Ide-ide yang menghilang,
Hingga baris bait tak terlihat di selembar kertas.
Ketidakmampuanku!
Menjadi deretan puisi
Yang hampa dan tak pernah terangkai.
September, 2024
@temanpuisi
@puisi
@sedih
Gabung aja deh
.P U I S I H A M P A
Di ruang hampa,
Aku menatap kertas kosong,
Berusaha menangkap kata-kata
Yang tak kunjung datang.
Seperti burung
Terbang menjauh,
Menghindari jaring tanganku,
Seolah akan menjeratku.
Malam ini aku buta huruf,
Kata-kata yang tak datang,
Ide-ide yang menghilang,
Hingga baris bait tak terlihat di selembar kertas.
Ketidakmampuanku!
Menjadi deretan puisi
Yang hampa dan tak pernah terangkai.
September, 2024
@temanpuisi
@puisi
@sedih
Gabung aja deh
Karya : @AgroSantri
Kita Bukan Kuasa
awan pekat itu tak pernah pun mendera
kita yang pun tak kuasa akan jingga
mudah merona pada sepucuk rasa
tapi terima, dan takluk dalam iba
aku berlari
dan
menari
menggapai awan nan jauh tinggi
serupa rayu mukamu
menafsu pada yang semu
aku pada nafasku
punya detak sendiri yang bukan ragu
Bandung, 10 September 2024.
Gabung ke @temanpuisi tempat diskusi saling lempar puisi di @puisi. Sekalian chanel @sedih juga sabi
Kita Bukan Kuasa
awan pekat itu tak pernah pun mendera
kita yang pun tak kuasa akan jingga
mudah merona pada sepucuk rasa
tapi terima, dan takluk dalam iba
aku berlari
dan
menari
menggapai awan nan jauh tinggi
serupa rayu mukamu
menafsu pada yang semu
aku pada nafasku
punya detak sendiri yang bukan ragu
Bandung, 10 September 2024.
Gabung ke @temanpuisi tempat diskusi saling lempar puisi di @puisi. Sekalian chanel @sedih juga sabi
Karya : @Ergotisme
Banyak pena berkeliaran
Seperti asap di himpitan pencakar langit
Semua berlomba-lomba ingin sampai
Tetapi lupa kertas mana yang berlalu
Terpakai bebas oleh tangan-tangan rawan
Setelah kebebasan menghirup aroma lamunan
"Kita" kata yang terhubung penyambung
Tanpa adanya penerus bagaimana bisa berjalan
Tetap berhenti di awal paragraf garis kertas
Kecuali ditemukan dengan pembeda
Ide bagus yang dijumpai bagai suplai amunisi
Menyerang satu garis bertulis satu kata
Hingga berbentuklah karya-karya kaya
Dan lupakan penyebab yaitu asap dari mana
-File corrupt, 1970
Gabung ke chanel @puisi, @temanpuisi juga @sedih
Banyak pena berkeliaran
Seperti asap di himpitan pencakar langit
Semua berlomba-lomba ingin sampai
Tetapi lupa kertas mana yang berlalu
Terpakai bebas oleh tangan-tangan rawan
Setelah kebebasan menghirup aroma lamunan
"Kita" kata yang terhubung penyambung
Tanpa adanya penerus bagaimana bisa berjalan
Tetap berhenti di awal paragraf garis kertas
Kecuali ditemukan dengan pembeda
Ide bagus yang dijumpai bagai suplai amunisi
Menyerang satu garis bertulis satu kata
Hingga berbentuklah karya-karya kaya
Dan lupakan penyebab yaitu asap dari mana
-File corrupt, 1970
Gabung ke chanel @puisi, @temanpuisi juga @sedih
Karya : @malmerenak
apakah rindu masih menjadi hakku?
aku keluar rumah berdiri menantang bulan dan mengajaknya berbincang.
kataku, "Sudah kau sampaikan rinduku padanya hari ini?"
bulan tak berbicara.
ia hanya terdiam,
perlahan meredup.
"Tidurlah,
rindumu sia-sia," katanya sebelum menyelimuti diri di balik mendungnya langit malam.
7 Oktober, 2024.
Gabung ke chanel @temanpuisi @puisi @sedih
apakah rindu masih menjadi hakku?
aku keluar rumah berdiri menantang bulan dan mengajaknya berbincang.
kataku, "Sudah kau sampaikan rinduku padanya hari ini?"
bulan tak berbicara.
ia hanya terdiam,
perlahan meredup.
"Tidurlah,
rindumu sia-sia," katanya sebelum menyelimuti diri di balik mendungnya langit malam.
7 Oktober, 2024.
Gabung ke chanel @temanpuisi @puisi @sedih
Karya : @Hahehow
*EMPAT DETIK*
Oleh: Nauval Faozi.
Empat detik, setelah kau berkata "aku mencintaimu".
Senja menolak padam berminggu-minggu di mataku.
Detik pertama, jantungku mengumumkan libur nasional kepada darah yang berada di relung-relung hati.
Kemacetan terjadi disekujur nadi sebab upacara kenaikan tingkat percaya diri.
Detik kedua, kepalaku memberi pesangon kepada kesedihan sebab pemutusan kontrak sepihak.
Seraya membuka lapangan kerja baru untuk kata-kata yang datang melamar dengan serentak.
Sedang saat detik ketiga, bibirku tak kuasa menahan seringai yang melintang dari timur ke barat.
Hingga gerahamku tak lagi mampu sembunyi, dari dunia luar yang memikat.
Bumi, 2 februari 2024
Gabung ke chanel @temanpuisi @puisi @sedih.
Open paid promote (usaha, akun, chanel, event)
*EMPAT DETIK*
Oleh: Nauval Faozi.
Empat detik, setelah kau berkata "aku mencintaimu".
Senja menolak padam berminggu-minggu di mataku.
Detik pertama, jantungku mengumumkan libur nasional kepada darah yang berada di relung-relung hati.
Kemacetan terjadi disekujur nadi sebab upacara kenaikan tingkat percaya diri.
Detik kedua, kepalaku memberi pesangon kepada kesedihan sebab pemutusan kontrak sepihak.
Seraya membuka lapangan kerja baru untuk kata-kata yang datang melamar dengan serentak.
Sedang saat detik ketiga, bibirku tak kuasa menahan seringai yang melintang dari timur ke barat.
Hingga gerahamku tak lagi mampu sembunyi, dari dunia luar yang memikat.
Bumi, 2 februari 2024
Gabung ke chanel @temanpuisi @puisi @sedih.
Open paid promote (usaha, akun, chanel, event)
Karya : @ayamviet
Amerta Nirwana
abadi?
ya, kusebut dia abadi di dalam lirik bait setiap napas dalam guncangan renjana
di setiap jejal yang dirasakan
redum yang slalu dicintai sendunya yang disuka bak badai yang didekati
"hangat" dikatakan oleh anak yang jatuh ke dalam jurang lara
dengan tulus mendekap cakrawala hingga tidak mau melepas apa yang selalu ingin dia miliki
dia mengalahkan baskara yang slalu bersinar terang
dia mengalahkan rembulan yang slalu terlihat indah
gundah yang hilang saat menatapnya
mengusir gulita yang gamang dimasuki
padanya sang malaikat juga tersenyum
padanya juga anak itu pulang amerta nirwananya yang dia cinta ....
Banda Aceh, 17 April 2024.
Gabung langsung ke @temanpuisi @puisi @sedih
Amerta Nirwana
abadi?
ya, kusebut dia abadi di dalam lirik bait setiap napas dalam guncangan renjana
di setiap jejal yang dirasakan
redum yang slalu dicintai sendunya yang disuka bak badai yang didekati
"hangat" dikatakan oleh anak yang jatuh ke dalam jurang lara
dengan tulus mendekap cakrawala hingga tidak mau melepas apa yang selalu ingin dia miliki
dia mengalahkan baskara yang slalu bersinar terang
dia mengalahkan rembulan yang slalu terlihat indah
gundah yang hilang saat menatapnya
mengusir gulita yang gamang dimasuki
padanya sang malaikat juga tersenyum
padanya juga anak itu pulang amerta nirwananya yang dia cinta ....
Banda Aceh, 17 April 2024.
Gabung langsung ke @temanpuisi @puisi @sedih
Karya : @Yahterserahlahapa
Hakikat Pertanyaan di Dalam Pernyataan
Apa arti dari kita, yang hadir di dunia,
Saat waktu mengalir tanpa henti, tanpa suara?
Adakah kita hanya debu yang terhempas angin,
Atau titisan cahaya dalam gulita yang dingin?
Jiwa ini, mengapa selalu merindu makna,
Berjalan meniti batas antara fana dan nirwana?
Dimanakah akhir dari segala pencarian,
Ketika setiap langkah terjerat dalam pertanyaan?
Adakah tujuan di balik setiap nafas yang terhembus,
Atau kita hanya bayangan yang tak pernah terurus?
Mengapa rasa sakit seakan bagian dari perjalanan,
Namun bahagia terasa semu, bagai fatamorgana impian?
Apakah kita bebas, atau terikat dalam takdir,
Mengikuti alur, atau mampu menawar nasir?
Apakah yang hakiki, jika semua yang ada sirna,
Kenyataan hanya bayang, atau kebenaran yang sempurna?
Dalam diam, kita bertanya pada langit tak berbatas,
Tentang hakikat diri, tentang esensi yang terbatas.
10 September 2024
Gabung langsung ke chanel @temanpuisi @puisi @sedih. Banyak diskusi seru di sana.
Hakikat Pertanyaan di Dalam Pernyataan
Apa arti dari kita, yang hadir di dunia,
Saat waktu mengalir tanpa henti, tanpa suara?
Adakah kita hanya debu yang terhempas angin,
Atau titisan cahaya dalam gulita yang dingin?
Jiwa ini, mengapa selalu merindu makna,
Berjalan meniti batas antara fana dan nirwana?
Dimanakah akhir dari segala pencarian,
Ketika setiap langkah terjerat dalam pertanyaan?
Adakah tujuan di balik setiap nafas yang terhembus,
Atau kita hanya bayangan yang tak pernah terurus?
Mengapa rasa sakit seakan bagian dari perjalanan,
Namun bahagia terasa semu, bagai fatamorgana impian?
Apakah kita bebas, atau terikat dalam takdir,
Mengikuti alur, atau mampu menawar nasir?
Apakah yang hakiki, jika semua yang ada sirna,
Kenyataan hanya bayang, atau kebenaran yang sempurna?
Dalam diam, kita bertanya pada langit tak berbatas,
Tentang hakikat diri, tentang esensi yang terbatas.
10 September 2024
Gabung langsung ke chanel @temanpuisi @puisi @sedih. Banyak diskusi seru di sana.
Karya : @alirobiansyah1997
Kepada angkasa yang menyaksikan, kusampaikan bait-bait ini terurai dari jiwa, kepada engkau, sosok yang berdiri di sana, seperti akar kokoh menghunjam tanah kehidupan.
Dari jantungmu, ada arus waktu mengalir, tak sekadar detik yang terlepas begitu saja, kau bawa ketenangan di setiap langkah, seperti ombak laut yang memeluk bibir pantai.
Tak berteriak, tetapi suaramu terdengar, dalam lirihnya angin, dalam gemuruh badai, kau taburkan kearifan di mana langkah terhenti, mengajar mereka yang hilang arah kembali.
Engkau adalah kawan senja, saudara fajar, menerangi pagi dengan kisah abadi, di bawah langit luas, namamu menjadi gema, menjadi tiang-tiang kokoh bagi jiwa yang rapuh.
Ada kesunyian, ya, hanya kau yang tahu,
namun, itu adalah kekuatan tersembunyi, seperti akar pohon yang tak pernah dilihat,
namun menopang kehidupan di atasnya.
Sebuah pujian bagi engkau, penguasa yang diam, dengan sayap waktu di kedua tangan, kau adalah kisah yang akan terus dikenang, menuntun dalam gelap dan menyala dalam terang.
-robian- ♡
Lampung, 25 Oktober 2024.
Join langsung ke @temanpuisi buat sharing, kirim karya orisinal kalian. Akan rutin diunggah puisi pilihan di chanel @puisi. Gabung juga ke chanel @sedih.
Kepada angkasa yang menyaksikan, kusampaikan bait-bait ini terurai dari jiwa, kepada engkau, sosok yang berdiri di sana, seperti akar kokoh menghunjam tanah kehidupan.
Dari jantungmu, ada arus waktu mengalir, tak sekadar detik yang terlepas begitu saja, kau bawa ketenangan di setiap langkah, seperti ombak laut yang memeluk bibir pantai.
Tak berteriak, tetapi suaramu terdengar, dalam lirihnya angin, dalam gemuruh badai, kau taburkan kearifan di mana langkah terhenti, mengajar mereka yang hilang arah kembali.
Engkau adalah kawan senja, saudara fajar, menerangi pagi dengan kisah abadi, di bawah langit luas, namamu menjadi gema, menjadi tiang-tiang kokoh bagi jiwa yang rapuh.
Ada kesunyian, ya, hanya kau yang tahu,
namun, itu adalah kekuatan tersembunyi, seperti akar pohon yang tak pernah dilihat,
namun menopang kehidupan di atasnya.
Sebuah pujian bagi engkau, penguasa yang diam, dengan sayap waktu di kedua tangan, kau adalah kisah yang akan terus dikenang, menuntun dalam gelap dan menyala dalam terang.
-robian- ♡
Lampung, 25 Oktober 2024.
Join langsung ke @temanpuisi buat sharing, kirim karya orisinal kalian. Akan rutin diunggah puisi pilihan di chanel @puisi. Gabung juga ke chanel @sedih.
Karya : @noblessiu
Dosa besar cinta
Di setiap pengucapan ; mu
Keutuhan daksa pecah
Terbagi kubu sengketa
Si timur akal dan barat hati
Bebal saling melantun kidung cinta
Merapal litaninya
Di setiap pengucapan kata ; ku
Tak lagi kalis sukma diri
Jiwa lagi tertimpa dosa besar cinta
Maaf gusti
Diri lagi terbuai paras ayu duniawi
Ya gusti yang kuabdi
Mogalah dahayu imanku
Mogalah tak luput namamu kurapali
Kala-kala aku besua
Dengan dosa besar cinta
~noblessiu
29 juni, 2024
Gabung @temapuisi @puisi @sedih
Dosa besar cinta
Di setiap pengucapan ; mu
Keutuhan daksa pecah
Terbagi kubu sengketa
Si timur akal dan barat hati
Bebal saling melantun kidung cinta
Merapal litaninya
Di setiap pengucapan kata ; ku
Tak lagi kalis sukma diri
Jiwa lagi tertimpa dosa besar cinta
Maaf gusti
Diri lagi terbuai paras ayu duniawi
Ya gusti yang kuabdi
Mogalah dahayu imanku
Mogalah tak luput namamu kurapali
Kala-kala aku besua
Dengan dosa besar cinta
~noblessiu
29 juni, 2024
Gabung @temapuisi @puisi @sedih
Karya : @Thary_phonho
Mimik
Terjepit ....
Nada menggelitik
bermain taktik
Kepala sakit
Ruang gelap dipenuhi suara jangkrik
Oh sakit
Sempit ....
Sungguh berisik
Mata melirik
Leher seolah tercekik
Pelatuk ditarik
Namun takut salah bidik
Hahaha ... jangkrik-jangkrik
Sampai kapan akan terus mencekik
Berhenti berisik
Hingga tak lagi mengundang kritik
Hahaha ....
Sungguh berisik namun asyik
Senyumnya yang cantik
Menculik amarah hingga tak sakit
Aaahhh mimik-mimik
Bermain penuh munafik
Suaranya selalu mengusik
Namun istimewa dan unik
Bolsel ~ 11. 11. 2024
Memo
@temanpuisi tempat kamu kirim puisi orisinal kalian
@puisi akan rutin diunggah puisi-puisi pilihan
@sedih follow aja. Siapa tau bisa sedih bareng
Mimik
Terjepit ....
Nada menggelitik
bermain taktik
Kepala sakit
Ruang gelap dipenuhi suara jangkrik
Oh sakit
Sempit ....
Sungguh berisik
Mata melirik
Leher seolah tercekik
Pelatuk ditarik
Namun takut salah bidik
Hahaha ... jangkrik-jangkrik
Sampai kapan akan terus mencekik
Berhenti berisik
Hingga tak lagi mengundang kritik
Hahaha ....
Sungguh berisik namun asyik
Senyumnya yang cantik
Menculik amarah hingga tak sakit
Aaahhh mimik-mimik
Bermain penuh munafik
Suaranya selalu mengusik
Namun istimewa dan unik
Bolsel ~ 11. 11. 2024
Memo
@temanpuisi tempat kamu kirim puisi orisinal kalian
@puisi akan rutin diunggah puisi-puisi pilihan
@sedih follow aja. Siapa tau bisa sedih bareng
Karya : @Roomimaji
Waktu aku kembali
Ke taman ingatanmu yang indah.
Kau telah dibersamai sekuntum bunga dan selembar musim—puisi isinya.
Deru angin, menerpa daun kenang menggugurkannya satu persatu.
Satu tak tersentuh; ialah rindu kelupaan bertumbuh. Itu aku.
R . . .
November, 2024.
Kirim langsung puisi orisinal kalian ke chanel @temanpuisi. Akan rutin diunggah di chanel @puisi. Jangan ragu untuk diskusi di sini. Karena banyak pujangga sering bermain diksi.
Gabung ke @sedih. Biar Mimin temani.
Waktu aku kembali
Ke taman ingatanmu yang indah.
Kau telah dibersamai sekuntum bunga dan selembar musim—puisi isinya.
Deru angin, menerpa daun kenang menggugurkannya satu persatu.
Satu tak tersentuh; ialah rindu kelupaan bertumbuh. Itu aku.
R . . .
November, 2024.
Kirim langsung puisi orisinal kalian ke chanel @temanpuisi. Akan rutin diunggah di chanel @puisi. Jangan ragu untuk diskusi di sini. Karena banyak pujangga sering bermain diksi.
Gabung ke @sedih. Biar Mimin temani.
Enjoy our content? Advertise on this channel and reach a highly engaged audience! 👉🏻
It's easy with Telega.io. As the leading platform for native ads and integrations on Telegram, it provides user-friendly and efficient tools for quick and automated ad launches.
⚡️ Place your ad here in three simple steps:
1 Sign up
2 Top up the balance in a convenient way
3 Create your advertising post
If your ad aligns with our content, we’ll gladly publish it.
Start your promotion journey now!
It's easy with Telega.io. As the leading platform for native ads and integrations on Telegram, it provides user-friendly and efficient tools for quick and automated ad launches.
⚡️ Place your ad here in three simple steps:
1 Sign up
2 Top up the balance in a convenient way
3 Create your advertising post
If your ad aligns with our content, we’ll gladly publish it.
Start your promotion journey now!
Karya : @senandikaaaaaaaaa
Aku terbakar oleh api yang tak terlihat, melumat sedikit demi sedikit bagian yang ada. Pelan-pelan perlahan. Api terus berkobar tanpa ampun, tanpa cela sedikitpun. Mengepul di atasnya asap-asap putus asa.
Kini tersisa darinya abu-abu keraguan, menumpuk menggunung mengotori ruang relung. Dinding pertahanan mulai lapuk —mungkin saja sedikit lagi ambruk.
Angin ketidakpedulian mulai meniup abu-abu itu.
—Dan semuanya kini kosong.
Pemalang, 2 Februari.
Gabung ke chanel @temanpuisi untuk kirim puisi kalian. Akan rutin diunggah di chanel @puisi. Gabung juga ke chanel @sedih.
Aku terbakar oleh api yang tak terlihat, melumat sedikit demi sedikit bagian yang ada. Pelan-pelan perlahan. Api terus berkobar tanpa ampun, tanpa cela sedikitpun. Mengepul di atasnya asap-asap putus asa.
Kini tersisa darinya abu-abu keraguan, menumpuk menggunung mengotori ruang relung. Dinding pertahanan mulai lapuk —mungkin saja sedikit lagi ambruk.
Angin ketidakpedulian mulai meniup abu-abu itu.
—Dan semuanya kini kosong.
Pemalang, 2 Februari.
Gabung ke chanel @temanpuisi untuk kirim puisi kalian. Akan rutin diunggah di chanel @puisi. Gabung juga ke chanel @sedih.
Karya: @mojangkecil
Dear Shizuku
selalu ada dunia dalam dunia
selalu ada mata di dalam mata
di hatimu ada sebongkah batu
hitam, kasar, belum terasah
dan kita lahir sebagai kembara
mencari lazuardi di antara batu tua
saat kecil, kita selalu suka langit
saling menebak-nebak
bentuk apakah, mirip apakah
kadang awan-awan berarakan
seperti para prajurit kerajaan
kadang pula mirip buih lautan
dengan kapal-kapal perkasa
lalu kau akan tertawa bersama
karena kita telah membangun
kerajaan sekaligus lautan
dalam kepala kita sendiri
dan awan itu hanyalah awan
yang sebentar lagi turun
menjadi air hujan
saat kau berdiri di atas kakimu
udara semakin dingin dan kencang
gedung dan gunung nampak besar
dan segala sesuatu di sekelilingmu
tampak tak ada apa-apanya
kelak kau akan melihat Tokyo
di pagi buta, telah berbuih embun
roh-roh jelaga bangun terlalu pagi
pergi ke toko di pesisir Shibuya
saat dewasa kau akan melihatnya
bahwa, waktu seperti berlipat-lipatan
di setiap inci kulit tubuh dan wajahmu
di kalender kertas, lipatan dompetmu
bahkan di majalah berwajah molek
gadis-gadis tampak di karikatur
berlipstik dan berbedak abadi
menantang waktu yang perkasa
melesat lewati jalanan Osaka
menjejal sisi tak tersisa
Kuningan, 2 Desember 2024
Lekas gabung ke chanel @puisi @temanpuisi @sedih
Dear Shizuku
selalu ada dunia dalam dunia
selalu ada mata di dalam mata
di hatimu ada sebongkah batu
hitam, kasar, belum terasah
dan kita lahir sebagai kembara
mencari lazuardi di antara batu tua
saat kecil, kita selalu suka langit
saling menebak-nebak
bentuk apakah, mirip apakah
kadang awan-awan berarakan
seperti para prajurit kerajaan
kadang pula mirip buih lautan
dengan kapal-kapal perkasa
lalu kau akan tertawa bersama
karena kita telah membangun
kerajaan sekaligus lautan
dalam kepala kita sendiri
dan awan itu hanyalah awan
yang sebentar lagi turun
menjadi air hujan
saat kau berdiri di atas kakimu
udara semakin dingin dan kencang
gedung dan gunung nampak besar
dan segala sesuatu di sekelilingmu
tampak tak ada apa-apanya
kelak kau akan melihat Tokyo
di pagi buta, telah berbuih embun
roh-roh jelaga bangun terlalu pagi
pergi ke toko di pesisir Shibuya
saat dewasa kau akan melihatnya
bahwa, waktu seperti berlipat-lipatan
di setiap inci kulit tubuh dan wajahmu
di kalender kertas, lipatan dompetmu
bahkan di majalah berwajah molek
gadis-gadis tampak di karikatur
berlipstik dan berbedak abadi
menantang waktu yang perkasa
melesat lewati jalanan Osaka
menjejal sisi tak tersisa
Kuningan, 2 Desember 2024
Lekas gabung ke chanel @puisi @temanpuisi @sedih
Karya :@Pertunjuknkasihsayangyangmunafik
Kau susul senja lindap ke titik ujung bukit ajal
Jari-jemarimu menjahit mentari dalam jeritan
Sementara malam kau pakai merangkai kata sekepal
Sekedar menuju deretan langit mengadu kepada tertinggi
Kini kau terbangun dari tidur panjangmu
Lekas rupamu menjelma angin yang berhembus kencang
Lalu menghapuskan jejak telapakmu pada setapak itu
Yang masih memijaknya hari ini
Kau hilang kini
O,
Hilang setelah hujan terakhirmu jatuh di jalanmu
2016
Langsung gabung ke chanel @puisi. Akan rutin mengunggah puisi orisinal dari kalian @temanpuisi
Kau susul senja lindap ke titik ujung bukit ajal
Jari-jemarimu menjahit mentari dalam jeritan
Sementara malam kau pakai merangkai kata sekepal
Sekedar menuju deretan langit mengadu kepada tertinggi
Kini kau terbangun dari tidur panjangmu
Lekas rupamu menjelma angin yang berhembus kencang
Lalu menghapuskan jejak telapakmu pada setapak itu
Yang masih memijaknya hari ini
Kau hilang kini
O,
Hilang setelah hujan terakhirmu jatuh di jalanmu
2016
Langsung gabung ke chanel @puisi. Akan rutin mengunggah puisi orisinal dari kalian @temanpuisi
Karya : @rekarya
Jeda
barang kali di antara jeda
ada kalimat sumbang berdiri di antara rumpang
ada pesan tersirat di antara barisan aksara yang berdiri rapat
ada jiwa-jiwa kesepian berada di antara keramaian
barang kali di antara jeda
ada mata hampa yang menolak tenggelam dalam malam
terseok-seok dalam pikiran yang kelam
dan mencoba kembali merapal langkah diam-diam
barang kali di antara jeda
ada jiwa yang mengemis tenang
dari hujan urusan dalam ruang
untuk sekedar berselimut luang
dan jeda terakhir pun tiba
sang bayu merayap masuk ke dada
berkaca pada jiwa dan sukma
hingga kita sadar bahwa kita telah tiada
Serendipity
Jakarta, 30 Juni 2024.
Gabung ke chanel @puisi, @temanpuisi juga @sedih ya.
Jeda
barang kali di antara jeda
ada kalimat sumbang berdiri di antara rumpang
ada pesan tersirat di antara barisan aksara yang berdiri rapat
ada jiwa-jiwa kesepian berada di antara keramaian
barang kali di antara jeda
ada mata hampa yang menolak tenggelam dalam malam
terseok-seok dalam pikiran yang kelam
dan mencoba kembali merapal langkah diam-diam
barang kali di antara jeda
ada jiwa yang mengemis tenang
dari hujan urusan dalam ruang
untuk sekedar berselimut luang
dan jeda terakhir pun tiba
sang bayu merayap masuk ke dada
berkaca pada jiwa dan sukma
hingga kita sadar bahwa kita telah tiada
Serendipity
Jakarta, 30 Juni 2024.
Gabung ke chanel @puisi, @temanpuisi juga @sedih ya.